Kab GunungkidulNews

Di Wonosari Beberapa kambing mati misterius

0
kambing mati misterius
lima ekor kambing mati misteri

Starjogja.com, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul melakukan penyelidikan terhadap kematian ternak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Senin (11/9/2017). Penyelidikan dilakukan dengan mengambil sampel darah terhadap kambing yang selamat dari serangan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan penyelidikan terhadap kematian kambing warga di Purwodadi tidak hanya dilakukan dengan melakukan pengamatan di lingkungan sekitar. Namun juga dilakukan pengambilan sampel terhadap seekor kambing yang selamat dari serangan hewan misterius.

“Untuk serangan belum diketahui persis apakah anjing atau hewan lain. Jadi dengan penyelidikan itu diharapkan kepastian penyebab kematian. Salah satunya dengan melakukan uji sampel darah,” kata Bambang ,seperti dilansir dari Harianjogja.com.

Dia menjelaskan, untuk pegambilan sampel dinas tidak bekerja sendirikan karena menggandeng Balai Besar Veteriner DIY. Diharapkan dari uji sampel diketahui pasti penyebab pasti kematian hingga potensi penyebaran penyakit rabies. “Kita tunggu hasilnya, karena sampel baru diambil hari ini [kemarin],” ungkap mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan ini.

Bambang pun berharap agar masyarakat tetap tenang dan terus waspada akan potensi serangan susulan. Total hingga sekarang tedapat 38 kambing (sebelumnya tertulis 37) mati karena diserang hewan buas. “Harus terus diawasi dan kalau perlu kandang-kandang ternak dipindah ke dekat rumah sehingga pengawasan lebih mudah,” katanya.

Kepala Dusun Danggolo, Desa Purwodadi Iwan Alamsyah berharap ada solusi terhadap serangan hewan ternak. Hal ini dibutuhkan agar serangan tidak semakin meluas. “Untuk di tempat kami [Danggolo] sudah ada puluhan kambing yang mati. Serangan terakhir menimpa kambing milik Sakim yang berjumlah tujuh ekor,” ungkapnya.

Iwan mengatakan, pada serangan yang terjadi pada Minggu (10/9/2017) dini hari ada delapan kambing yang diserang. Namun dari jumlah tersebut terdapat seekor kambing yang masih hidup. “Umumnya kambing yang mati karena kehabisan darah dengan luka di bagian perut dan leher,” kata dia.

Sementara itu, Petugas Laboratorium Virolologi BB Veteriner DIY, Desi Puspitasari mengatakan, uji sampel dilakukan terdapat dua sasaran. Yakni, untuk mengetahui penyebab pasti kematian dan potensi penyebaran rabies. (Am)

Harga cabai anjlok 5.000 per kilo

Previous article

Jama’ah Haji asal Jogja akan tiba mulai kamis malam

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *