Kab SlemanNews

Disbud DIY Rintis Peringatan Perpindahan Pangeran Mangkubumi

0

STARJOGJA,SLEMAN – Dinas Kebudayaan DIY menggelar acara pentas seni dengan tajuk Pawai Mangayubagya dan Peringatan Hari Bersejarah Kesultanan Yogyakarta

Harianjogja.com, SLEMAN–Untuk memperingati perpindahan Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan HB I) dari Pesanggrahan Ambarketawang menuju Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Dinas Kebudayaan DIY menggelar acara pentas seni dengan tajuk Pawai Mangayubagya dan Peringatan Hari Bersejarah Kesultanan Yogyakarta.

Seperti tercatat dalam sejarah, setelah perjanjian Giyanti ditandatangi pada tahun 1755, Pangeran Mangkubumi berhasil mewujudkan impiannya untuk membangun ibu kota kerajaan di tempat yang saat ini dikenal dengan nama Yogyakarta.

Pangeran Mangkubumi memilih lokasi tersebut sebagai ibu kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat karena berada di antara enam sungai yang mengapit secara simetris, yakni Code, Winanga, Gajahwong, Progo, Bedog, dan Opak. Lalu disebelah utara terdapat Gunung Merapi dan di selatan ada Laut Selatan.

Dalam tradisi Hindu, wilayah dengan topografi demikian biasanya dipakai untuk tempat suci. Dari sana kemudian lahirlah konsep Hamemayu Hayuning Bawana yang merupakan peleburan antara ajaran Hindu dan Islam.

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat mulai dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755. Proses pembangunan berlangsung selama setahun. Selama rentang waktu itulah Pangeran Mangkubumi bersama keluarga menetap sementara waktu di Pesanggrahan Ambarketawang.

“Tujuan acara ini adalah untuk mengingat sejarah kraton dan Yogyakarta secara umum. Tanggal 7 oktober adalah perpindahan Sri Sultan HB I dari Ambar Ketawang ke kraton yang sekarang. Juga biar masyarakat tahu kenapa sang raja memilih Jogja sebagai ibukota,” ucap Kepala Bidang Sejarah Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan DIY Erlina Hidayati Sumardi.

Terkait dipilihnya Ambarketawang, ia mengatakan belum diketahui pasti apa alasannya. Tapi ada kemungkinan alasan kenapa Ambarketawang dipilih adalah ihwal pertahanan. Sebab Gunung Gamping menyerupai benteng yang melindungi posisi Pangeran Mangkubumi secara alamiah.

Pawai Mangayubagya dan Peringatan Hari Bersejarah Kesultanan Yogyakarta sendiri dilaksanakan di Taman Wisata Alam Gunung Gamping, Jumat (10/11/2017), dengan melibatkan ratusan orang, yang kebanyakan adalah warga lokal.

Ada berbagai tontonan yang disajikan, seperti pawai bregodo, Jathilan Kuda Pranesa, Reyog, Tari Sintren, Tari Nawung Sekar, Jathilan Jawa Klasik dan Wayang Hip-Hop.I Ketut Sawitra Mustika/JIBI/Harian Jogja |

Pertamina Dorong Masyarakat Beralih ke Bright Gas 5,5 Kg

Previous article

Ini Daftar Kecamatan di Sleman yang Kerap Diterjang Anging Kencang

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman