Kota JogjaNews

2018, Ini Jenis Rumah yang Paling Diminati di Jogja

0
Subsidi KPR
Ilustrasi Pembangunan RUmah ( FOTO : Bisnis.com)

 JOGJA-Permintaan rumah terjangkau di DIY diperkirakan masih tinggi pada 2018 ini. Namun, tingginya harga lahan juga tetap menjadi kendala utama bagi para pengembang untuk menyediakan suplai hunian yang diinginkan konsumen.

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Rama Adyaksa Pradipta mengatakan masyarakat lokal yang didominasi kalangan menengah banyak yang mengharapkan hunian dengan harga terjangkau.

“Kemampuan masyarakat kebanyakan di sekitar Rp300 juta. Tingginya permintaan rumah terjangkau itu kebutuhan, bukan sekedar tren,” ujar Rama, Jumat (5/1/2018).

Rama mengungkapkan, REI DIY memang mendorong anggotanya untk memperbanyak produk rumah terjangkau. Meski begitu, dia juga menyadari jika para pengembang mengalami kesulitan dalam menyuplai produk yang diminati masyarakat lokal itu.

Ada beberapa faktor yang dinilai paling berpengaruh, yakni keterbatasan luas dan tingginya harga lahan. “Masalah lahan itu membuat kita hanya bisa sedikit menyuplai hunian terjangkau. Tahun kemarin sedikit sekali, paling hanya sekitar 200 unit,” kata dia.

Menurut Rama, nyaris tidak mungkin menyediakan rumah terjangkau di wilayah Sleman karena harga lahan yang terus melambung. Banyak pengembang yang sudah beralih ke Bantul meskipun dia yakin pada akhirnya nanti tanah di kabupaten tersebut juga berpotensi naik terus harganya.

Rama lalu memaparkan, meski belum menjadi kebutuhan primer, hunian vertikal seperti apartemen berpeluang semakin naik pamornya dalam hal investasi properti. Mulai muncul tren mencari apartemen dengan motif investasi.

Tapi 5-8 tahun lagi, kondisinya sudah beda. Waktu itu mungkin apartemen benar-benar sudah bisa masuk kategori kebutuhan hunian bagi generasi milenial,” ucap Rama.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPD REI DIY Bidang Pameran dan Penerbitan, Khamud Wibisono juga mengungkapkan jika permintaan rumah terjangkau di DIY sangat tinggi.

Berdasarkan informasi yang dia dapat dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), ada sekitar 2.000 permintaan rumah terjangkau dari pekerja di DIY yang belum terlayani. “Pasokan kita jauh di bawah itu, 500 unit saja belum sampai, paling kisaran 300 unit,” ujar Khamud.

Khamud menyebutkan, pengembang di DIY menyuplai sekitar 1.000-1.500 hunian selama 2017 kemarin. Sebanyak 5% di antaranya merupakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), 15% rumah terjangkau, sedangkan sisanya adalah rumah kelas menengah atas yang bisa dijual hingga Rp2 miliar per unit.

Konsumen rumah menengah atas kebanyakan berasal dari luar Jawa karena kemampuan masyarakat lokal masih terbatas. Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja

Gumbregi, Doa Petani Menoreh untuk Keselamatan Hewan Ternak

Previous article

Korban Kecelakaan Jeep Lava Tour Meninggal Dunia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja