CulinaryFlash Info

Ingkung Brekat Dalem, Menu Khas Kampung Emas Plumbungan

0
tenaga harian lepas

STARJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL – Seiring berkembangnya pariwisata di Gunungkidul, destinasi wisata tidak hanya mengacu pada potensi keindahan alam. Namun, potensi wisata kuliner juga terus menggeliat.

Salah satunya dapat dilihat di desa wisata Kampung Emas Plumbungan, Desa Putat, Kecamatan Patuk. Di lokasi ini menawarkan menu Brekat Dalem untuk penyuka kuliner.

Menu Brekat Dalem berisi ayam kampung utuh yang dimasak seperti untuk prosesi kenduri dalam tradisi Jawa. Hidangan khas satu ini, dimasak secara tradisional oleh ibu-ibu warga Plumbungan. Kayu masih digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak ayam ingkung.

Adapun proses memasak membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Ini lantaran bahan yang digunakan masih fresh sehingga prosesnya tidak sebentar. Untuk membuat ayam ingkung bumbu-bumbu yang digunakan sangat komplit, mulai dari bawang merah, bawang putih, kemiri, kunyit, daun salam, serai, dan beragam bumbu-bumbu lainnya.

“Yang membuat hidangan jadi spesial adalah ayam kampung utuh dimasak bersama dengan santan,” kata Ketua Pokdarwis Kampung Emas Plumbungan Andri Purwanto, akhir pekan lalu.

Menurut dia, kombinasi beragam jenis bumbu dan santan menghasilkan rasa daging ayam yang gurih. Sebab dalam proses memasak, ayam direbus bercampur dengan bumbu hingga meresap ke dalam daging. Proses memasak ini pun membuat datang ayam menjadi empuk sehingga mudah disantap. “Bumbunya benar-benar meresap ke dalam daging,” katanya.

Jika memesan Ingkung Brekat Dalem, pengunjung tidak hanya memperoleh ayam ingkung. Namun juga mendapatkan beberapa masakan pendamping, seperti urapan, tahu tempe, dan ada juga sayur lombok.

“Untuk minuman kami juga menyediakan wedang seruni sebagai pelengkap. Minuman yang disajikan ini merupakan campuran jahe dengan daun serai,” imbuhnya.

Menurut Andri, menu brekat dalem merupakan kuliner unggulan yang ada di Kampung Emas. Namun untuk mendapatkan hidangan ini, pengunjung harus memesan terlebih dahulu karena menu tidak bisa langsung tersedia.

“Ya harus pesan karena menu yang dimasak secara langsung setelah ada pesanan. Jadi untuk sekarang belum bisa melayani pembelian secara langsung,” katanya.

Andri menambahkan, beragam masakan tradisional ini disajikan secara lengkap disajikan di sebuah pendopo dengan pemandangan sawah sebagai latar. Pemandangannya juga sangat indah karena memberikan nuansa khas alam pedesaan.

“Sajian ini sudah dirintis sejak 2014 lalu. Namun yang membuat bangga, dalam penyajian ikut memberdayakan masyarakat di lingkungan sekitar,” imbuhnya.David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja |

 

Awas ! Stres Bikin Orang Nafsu Makan Karbohidrat

Previous article

Kantor Imigrasi Kelas 1 DIY Menyelenggarakan Sosialisasi Keimigrasian

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Culinary