JogjaKUSejarah

Masjid Darusalam Sanden Bantul Ada Sejak Jaman Sultan Agung

0

STARJOGJA.COM, BANTUL. Damai ! Itulah kata yang tepat untuk melukiskan suasana hati saat menyambangi halaman Masjid Darusalam yang ada di wilayah Murtigading Kecamatan Sanden bantul ini .Keteduhan serambi bagian timur masjid yang hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari pantai selatan ini seolah menyambut kehadiran para jemaah dan tetamu yang singgah.

Sepintas memang tidak ada yang istimewa dari masjid ini. Sama seperti masjid lainnya .Sederhana dengan arsitektur khas jawa pada umumnya. Yang membedakan Masjid Darusalam dari masjid lainnya adalah keberadan mustaka atau kubah masjid dan jambangan tempat wudhu yang umurnya tak kurang dari 500 tahun .

Meski tak ada keterangan pasti kapan masjid ini dibangun, namun diyakini masjid yang menjadi pusat beribadah masyarakat setempat, telah ada semenjak abad 16 yakni saat jaman pemerintahan Sultan Agung.

Alkisah pada lima abad lampau ,masyarakat desa ini dikejutkan dengan kemunculan mustaka dan jambangan dari gerabah di sebelah utara tempat tinggal mereka .Utusan kraton mataram yang sebenarnya menaruh 2 benda tadi, kemudian meminta masyarakat untuk membuat masjid memanfaatkan mustaka dan jambangan tadi.

Konon, Masjid darusalam pernah menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di pesisir selatan.Dua guru mengaji yakni syeh muharam dan syeh jambe karang mensyiarkan islam ke wilayah-wilayah pantai selatan.Jasad keduanya kini disemayamkan di pekuburan sebelah barat masjid .,

Masjid darusalam juga menjadi salah satu saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan indonesia .Dimana pada masa agresi belanda ke dua tahun 1948 – 1949, masjid itu sempat menjadi peristirahatan Laskar Hizbullah wilayah Bantul.Pasukan ini juga menyusun strategi dan koordinasi di masjid tua ini. Dua gerilayawan gugur tertembak belanda di serambi masjid.( DEN)

Gambar : http://kec-sanden.bantulkab.go.id

Slank Konser di Hari Lahir Pancasila ke-73

Previous article

Sleman Kembali Raih WTP

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU