Kab KulonprogoNews

Status Darurat Kekeringan Diberlakukan di Kulonprogo

0
menimbun air bersih
Warga Dusun Plampang I mengisi ember dengan air keruh yang menjadi penopang kebutuhan harian mereka, Jumat (13/7 - 2018).Harian Jogja/Beny Prasetya

STARJOGJA.COM, KULONPROGO — Bencana kekeringan di Kabupaten Kulonprogo terus meluas. Bahkan sejak pekan kemarin, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo, Ariadi, menyatakan telah menerima surat penetapan status tanggap darurat kekeringan seusai mengikuti rapat koordinasi dengan Bupati Kulonprogo, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Palang Merah Indonesia (PMI), Tim Reaksi Cepat (TRC) Tagana, dan sejumlah elemen lain. “Masa berlaku [status tanggap darurat kekeringan] hingga 30 September 2018,” kata Ariadi saat ditemui Rabu (1/8/2018)

Menurutnya, keputusan Bupati diambil karena 109 dusun di 23 desa saat ini mengalami kekeringan. Ratusan dusun tersebut tersebar di delapan kecamatan. Saat ini ada sekitar 3.009 kepala keluarga (KK) yang meminta bantuan air bersih.

8 Tahun Tak Pernah Kekeringan, Daerah ini Sekarang Mengalaminya

Dropping air bersih menggunakan dana tak terduga. Menurut Ariadi jajarannya siap menyalurkan air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan. Sebanyak 450 tangki dengan alokasi anggaran Rp153 juta bakal disalurkan hingga akhir Agustus 2018.

Selain mengandalkan anggaran tak terduga, Pemkab juga menerima bantuan dari pihak lain, seperti dari PMI dan pihak swasta melalui program corporate social responsibility (CSR). Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga mendapatkan bantuan air bersih sebanyak 100 tangki dari Pemda DIY. “Kami juga menerima bantuan dari PT PLN sebanyak 150 tangki dan zakat karyawan BPD DIY sebanyak 250 tangki,” katanya.

Ariadi menyebut kendati tidak menjadi faktor utama, penutupan saluran irigasi Kalibawang turut menyumbang meluasnya kekeringan di 2018 ini. Dia mencontohkan wilayah Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Sentolo dan Lendah yang menjadi daerah terdampak mengeringnya saluran irigasi itu. “Yang terdampak kekeringan hanya warga di sekitar aliran irigasi saja. Mulai hari ini [Rabu] Saluran Irigasi Induk Kalibawang telah dibuka lagi sehingga diharapkan selama sepekan ke depan sumur milik warga yang sebelumnya terdampak pengeringan bisa terisi air lagi,”katanya.

Mantan Camat Pengasih ini menyatakan penyebab utama bencana kekeringan yang terjadi yakni musim kemarau yang datang lebih cepat. “Penyebab utamanya hujan sudah tidak turun pada Mei. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar wilayah Perbukitan Menoreh mengalami kekeringan,” katanya.

Ketua PMI Kulonprogo, Arif Prastowo, mengatakan jajarannya menyalurkan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan. PMI, menurut Arif, telah menerima bantuan CSR dari SMPN 1 Pengasih. “Kami mendapat bantuan air bersih sebanyak 11 tangki dari SMPN 1 Pengasih. Untuk penyaluran kami telah berkoordinasi dengan BPBD Kulonprogo,” katanya.

Mendagri : Tidak Elok Jika Kepala Daerah Dilantik di Tahanan

Previous article

Desa Widodomartani Jadi Desa Mandiri Gemar Membaca pertama di Provinsi DIY

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *