Kab SlemanNews

Rawan Timbulkan Kebakaran, Jangan Gunakan Colokan Kabel Bertumpuk

0
musim kemarau

Angka kejadian kebakaran di Kabupaten Sleman terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga menjelang pertengahan Oktober ini, angka kasus kebakaran di Kabupaten Sleman sudah melebihi kejadian selama tahun 2014. Tercatat pada 2013 ada 56 kasus kebakaran. Tahun 2014 ada 82 kejadian dan hingga Oktober 2015 ini sudah ada 93 kejadian.

UPT Pemadam Kebakaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyebut penyebab kebakaran terbesar dikarenakan korsleting listrik atau hubungan arus pendek. Ini terjadi terutama di rumah-rumah penduduk.

“Korsleting biasanya terjadi karena satu stop kontak dicolokkan lebih dari satu kabel. Satu saklar buat kabel TV, kabel kulkas, kabel radio kan dayanya tidak kuat,” kata Kasubag TU UPT Damkar Sleman, Tri Widodo pada Harian Jogja, Kamis (8/10/2015).

Kebiasaan seperti ini membuat kabel utama menjadi tidak kuat. Akibatnya semakin lama kabel utama bisa meleleh dan terbakar.

Hal ini menjadi keprihatinannya karena masih banyak masyarakat belum mengerti dampak buruk stop kontak model T yang dijual di toko-toko elektronik itu. Seharusnya, imbuh Tri, satu stop kontak hanya untuk satu colokan (kabel) saja.

Korsleting listrik juga terjadi ketika pemilik rumah melakukan penambahan kabel yang tidak standar dengan pemasangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Misalnya saat menyambung kabel tidak seluruh kabel sambungan dibalut dengan solasi.

Selain kelalaian manusia seperti ini, korsleting juga bisa disebabkan ulah binatang. “Seperti kabel dicacah tikus. Jelas ini tak bisa dihindari,” tuturnya. Untuk itu pihaknya meminta PLN untuk secara berkala melakukan pengecekan.

Menanggapi hal itu, Humas PLN Area Jogja, Kardiman Paulus, mengungkapkan PLN hanya melakukan pemeliharaan berkala pada kabel milik PLN. Kabel pribadi di rumah-rumah bukan menjadi kewenangannya. “Kalau pemeliharaan sampai ke kabel pelanggan, anggarannya berapa, pasti bengkak. Kalau pelanggan yang nyabang , itu bukan ranahnya kami ,” ujar dia.

Menurutnya PLN hanya bertanggung jawab pada pemasangan dari meteran sampai jaringan. “Kalau meteran ke dalam bukan kewenangan kami . Seharusnya setiap instalasi listrik dipasang oleh ahlinya dan kejadian instalasi dicabang dan ditambah sendiri sehingga penggunaan kabel penghantar yang tidak terstandar, memicu kebakaran,” jelas Kardiman melalui sambungan telepon.

Kelalaian Manusia

Kelalaian manusia juga menjadi pemicu kebakaran lahan yang terjadi di Sleman. Tri Widodo mengungkapkan, warga yang membuang putung rokok tanpa dipastikan mati sebelum dibuang adalah pemicu kuat kobaran api yang menghanguskan lahan.

Selain itu juga warga yang sengaja membakar sampah namun tidak ditunggu hingga sampah terbakar habis. Dipicu angin kencang yang terjadi pada masa pancaroba ini, api pun mudah tersulut dan membakar benda-benda kering di sampingnya.

Cegah Bisnis Akik Anjlok, Ini Langkah Disperindagkoptan Jogja

Previous article

Muncul Data Fiktif Pemilih Dalam Pilkada Bantul

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman