Kab BantulNews

16 Desa Di Bantul Rawan Tanah Longsor

0

Kawasan rawan longsor di Bantul terus meluas. Masyarakat diminta waspada memasuki musim hujan.

Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, terjadi kenaikan jumlah kawasan rawan longsor dari semula hanya 11 desa pada 2011 menjadi 16 desa saat ini. Desa rawan longsor itu tersebar di enam kecamatan yaitu Piyungan, Pleret, Pundong, Dlingo, Imogiri dan Pajangan. Zona rawan longsor itu mengancam 1.800 rumah penduduk atau keluarga.

“Data terakhir yang kami gunakan adalah 16 desa. Kawasan longsor itu dikaji setiap tahun, terakhir itu ada penambahan desa rawan longsor di Dlingo dan Pajangan,” terang Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bantul Dewanto Dwipoyono, Kamis (12/11/2015).

Penentuan zona rawan longsor menggunakan sejumlah indikator. Antara lain kemiringan tanah di lokasi tersebut mencapai lebih dari 45 derajat serta tingginya curah hujan di wilayah itu. “Kerapatan vegetasi juga mempengaruhi, ada suatu daerah kalau banyak vegetasi juga longsor karena penambahan beban, ada juga yang vegetasinya jarang juga longsor,” jelasnya lagi.

Sejauh ini kata dia, Desa Selopamioro, Imogori tercatat sebagai zona rawan longsor dengan ancaman bencana paling besar dari sisi potensi korban, karena paling ramai dihuni oleh penduduk. Terdapat sekitar 500 KK di desa ini yang tinggal di lokasi rawan longsor. Sementara dari sisi intensitas kejadian, Desa Srimulyo, Piyungan tercatat paling sering mengalami tanah longsor kendati jumlah KK di wilayah ini lebih sedikit dibanding Selopamioro.

30 Pendeteksi Longsor Sudah Terpasang, Warga Tetap Diminta Waspada

Previous article

Dinkes Siapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Bantul