Kab SlemanNews

Operasi Cangkok Hati Pertama Di RSUP Dr Sardjito, Ini Kisahnya

0

Wajah mungil Adelia Dwi Cahyo (14 bulan) terlihat sumringah sepekan setelah operasi transplantasi hati. Putri pasangan Cahyo Kustaman, 33 dan Dwi Purwanti, 33 ini nampak ceria bahkan menunjukkan tanda-tanda membaik setelah 16 jam operasi.

Bahkan saat membuka mata pertama kalinya, Adelia nampak sehat. Wajahnya yang dulu menghitam karena kerusakan fungsi hati, terlihat lebih cerah saat membuka mata pertama kalinya.

Tim dokter gabungan dari RSUP dr Sardjito dan Kyoto University berhasil melaksanakan tugas sulit tersebut setelah mengarungi 16 jam operasi. Bagi pasien pertama yang menjalani operasi transplantasi hati, dan RSUP Dr Sardjito yang menjadi penggagas utamanya.

“Kami sangat lega melihat Adelia Nampak tersenyum. Semuanya berjalan dengan baik dan kondisinya pada sepekan ini terus membaik,” kata Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dr. Mochammad Syafak Hanung saat jumpa pers di Gedung Oval RSUP Dr Sardjito, Kamis (19/11/2015).

Pembiayaan ransplantasi hati ini mencapai Rp1,6 Miliar. Operasi pertama ini disupport besar oleh CSR RSUP Sardjito dan kontribusi dari BPJS Kesehatan mencapai Rp175 juta.

“Kami tahun depan diharapkan sudah bisa melakukan sendiri transplantasi hati ini. Soal biaya tentu kami serahkan pada masyarakat nantinya, sebab BPJS Kesehatan hanya mengcover Rp175 juta,” jelas Syafak.

Ketua Tim Cangkok Hati Adelia, Profesor Mochammad Juffrie merunut waktu operasi berjalan selama 16 jam, yakni mulai jam 09.00 pada Rabu (11/11/2015) dan berakhir pada jam 02.00 pagi pada Kamis (12/11/2015).

“Kami sudah menyiapkan sejak pukul 06.00 pagi dengan anestesi. Pada jam 09.00 pagi kami mulai melakukan transplantasi dan semuanya berjalan dengan lancar selama 16 jam,” kata Juffrie.

Meskipun sudah berlangsung dan sukses, namun tim dokter masih akan melakukan pengawasan dengan baik pada pendonor, yakni ibu Adelia dan resipien atau penerima hati. Setidaknya sampai tiga bulan ke ke depan akan terus dilakukan pengawasan.

“Kami antisipasi soal penolakan dari penerima donor ini. Seminggu ini dalam keadaan baik dan menunjukkan tanda-tanda normal hingga 90%,” kata Juffrie.

Juffrie mengaku selama 16 jam tim dokter ini melakukan tugasnya dengan shift selama satu jam. Masing-masing hanya fokus dengan satu jam saja bergantian antara tim dokter RSUP Sardjito dan Kyoto University.

“Kami buat shift agar bisa saling bergantian. Sebab tranplantasi hati ini tidak bisa ditinggal beberapa saat saja. Dokter hanya istirahat untuk makan, minum dan shalat saja,” kata Juffrie.

Menariknya tim dokter dari Kyoto University tidak mau kembali ke hotel meskipun proses tranplantasi sudah berjalan dengan baik. Mereka masih menunggu pasien penerima cangkok hati ini membaik.

Tahukah Anda? Kopi Kurangi Risiko Meninggal Prematur

Previous article

Pasar Malam Sekaten Akan Dimulai 4 Desember, Hanya Berlangsung 21 Hari

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman