Kab KulonprogoNews

Janji Surga di Puncak Tebing Samigaluh

0

Berada di jalaur jalan utama menuju Kebun Teh Nglinggo, tebing ini masih luput dari perhatian publik. Tak banyak yang berkunjung ke tebing ini kecuali para penggiat kegiatan alam yang memang datang untuk menuntaskan hobinya.

Jalur pemanjatan tebing tak hanya jadi monopoli kawasan Gunungkidul, Kulonprogo juga memilikinya. Terletak di Desa Purwoharja, Samigaluh, Kulonprogo, tebing ini jadi salah satu tujuan utama para penggiat alam Jogja yang ingin mendapatkan sensasi mencicipi jenis batuan kapur Samigaluh. Area pemanjatan ini berada di dekat daerah objek wisata Gua Sriti, namun untuk mencapainya area ini dibutuhkan informasi yang lebih detail. Pasalnya, tak ada penunjuk jalan ataupun papan nama jelas yang menunjukkan informasi ataupun arah menuju tebing ini.

Berbeda dari tebing-tebing di kawasan Gunungkidul yang berada di area terbuka dan terpapar sinar matahari, tebing ini ramah bagi para pemanjat karena dinaungi oleh pohon-pohon besar di sekitarnya.

“Banyak yang hobi ke sini, karena gak panas, teduh,” ujar Taufik Purnomo, salah satu penggiat alam yang pernah melakukan pemanjatan di tebing ini.

Dibandingkan tebing lainnya, tebing ini juga masih termasuk jarang dikunjungi karena masih banyak dihuni oleh ular. Terbukti dari banyaknya sisik atau kulit ular yang tertinggal di area tebing ini.

Terdapat enam jalur panjat yang telah dibuka di sini. Semuanya memiliki nama jalur masing-masing yang bisa saja berubah tergantung pada komunitas mana yang sedang melakukan pemanjatan di sini. Uniknya, ada satu jalur yang semua orang sepakat pada namanya. Jalur tersebut dinamakan sebagai jalur Janji Surga. Jalur ini terletak di salah satu sisi tebing setinggi 20 meter. Jalur ini sendiri memiliki panjang lintasan sekitar 15 meter dengan tipe pemanjatan artificial.

“Namanya janji surga karena terlihat enteng padahal sulit,” jelas Taufik pada Jumat(1/1/2015).

Menurut dia, pegangan-pegangan yang bisa digunakan para pemanjat di tebing tersebut terlihat banyak dan beragam namun sulit untuk diraih. Banyak lekukan batu yang bisa digunakan sebagai pegangan itulah yang kemudian diasumsikan sebagai janji surga bagi para pemanjat tebing tersebut. Sebagaimana mencapai surga, proses untuk mencapai puncak tebing tersebut juga cenderung sulit dan tak selalu berbuah manis. Bahkan tak jarang para pemanjat gagal mencapai puncak jalur tersebut
melalui jalur Janji Surga ini.

Tercatat beberapa kelompok pecinta alam di kampus-kampus di DIY dan sekitarnya sering berkunjung ke sini seperti UGM,Amikom, dan UPN. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, jalan menuju ke tebing sekarang telah dicor sehingga nyaman untuk dilalui dengan kendaraan roda dua. Selain itu, jarak beberapa meter dari tebing ini juga terdapat sebuah rumah yang bisa menjadi persinggahan bagi para pemanjat yang ingin beraktivitas di sana. Kini, rumah tersebut juga telah dilengkapi dengan listrik.

“Dulu tahun 2009 belum ada listrik dan jalannya tanah biasa,” jelas Taufik.

Terpisah, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Wisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kulonprogo menyatakan jika pihaknya sedang berusaha untuk mengembangkan wisata minat khusus di Kulonprogo.

“Banyak yang belum dikembangkan seperti panjat tebing dan rafting, padahal kita tidak kalah dari Gunungkidul” ujar Kuat.

Ia menjanjikan akan ada perubahan ke arah positif yang dilakukan untuk mendukung berbagai objek wisata khusus di Kulonprogo. Berbagai fasilitas umum dan sarana akan dikembangkan untuk mendukung jenis wisata yang mulai berkembang pesat di wilayah ini.

Mulai 1 Januari, Bayar Pajak Bisa Online

Previous article

Target Tercapai, Retribusi Bocoh Masih Terjadi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *