Kota JogjaNews

Aji Mumpung Perburuk Citra Pariwisata Jogja

0

Tindakan aji mumpung dengan mematok harga tinggi saat liburan kian memperburuk citra pariwisata di Kota Jogja. Meski demikian pemerintah tak mampu berbuat banyak mengatasi persoalan tersebut. Masalah kepongahan yang dilakukan pelaku wisata di Kota Jogja selalu muncul di saat libur panjang. Mereka yang memperjualkan jasa, parkir, hingga kuliner berupaya mengeruk keuntungan di luar nalar tanpa memikirkan jangka panjang.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta menyesalkan banyaknya pelaku wisata yang melakukan aji mumpung seperti tarif odong-odong mencapai Rp150.000. Ia menilai harga sejumlah itu memang sangat tidak wajar karena kenaikannya berlipat-lipat. Jika menaikkan harga karena untuk mengembalikan modal secara cepat, tentu hanya menjadi alasan mereka.

Pelaku wisata sebenarnya boleh menaikkan harga dalam batas wajar antara 20% hingga 30% di saat hari libur. Aris tak memungkiri, tindakan semacam itu bisa memperburuk citra pariwisata di Kota Jogja. “Kalau kenaikan 30% itu masih wajar, lha itu naik odong-odong Rp150.000, termasuk tidak wajar,” terangnya, Senin (2/1/2017).

Aris sangat menyayangkan tindakan aji mumpung yang membuat wisatawan kecewa itu justru terjadi di pusat Kota Jogja. Di daerah lain, seperti Kaliurang Kecamatan Pakem dan Tebing Breksi di Kecamatan Prambanan, Sleman justru pelaku wisata lebih sadar dan tidak terpantau mematok harga tinggi. “Seperti Breksi tidak terjadi, Kaliurang juga tidak, ini malah justru terjadinya di pusat kota,” ucapnya.

Tindakan aji mumpung yang dilakukan pelaku wisata di Kota Jogja ini karena mereka tidak memiliki empati. Mereka seharusnya tidak hanya menempatkan diri sebagai penerima tamu namun sekaligus sebagai wisatawan sehingga bisa memberikan layanan kepada wisatawan dengan tak mengecewakan. Selain itu, pelaku wisata yang mematok harga tinggi, mereka tidak hanya memikirkan jangka panjang. Karena jika pengunjung kecewa, maka akan merugikan pelaku wisata sendiri di kemudian harinya.

Aris mengaku, berkali-kali Dinas Pariwisata DIY telah membekali pelaku wisata dalam bimbingan teknis terkait persaolan tersebut. Hanya saja mereka seringkali mengabaikan dan memiliki tetap mematok harga tinggi.

“Saya sudah sering sampaikan, ora waton nuthuk [harga mahal], menaikkan ya yang wajar. Mikirnya harus jangka panjang sehingga ada kesan wisatawan datang ke tempat anda itu kesan yang nyaman. Cuma ya itu tadi orang kadang tidak berfikiran jangka panjang.,” tegasnya.  Sunarto/JIBI/Harian Jogja

Ini Jadwal Pertama Januari 2017 di DIY

Previous article

Hasil Lengkap Pekan Ke-19 Liga Inggris

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja