JogjaKUUniknya Jogja

Ini Dia Makanan Khas Kraton Yogyakarta

0

Glendhoh

Masakan khas Keraton Yogyakarta, sebagai salah satu makan siang sultan, yang bahan utamanya adalah daging burung dara muda (piyik). Cara membuatnya, daging burung dara muda yang utuh, isi perutnya dikeluarkan lalu diisi dengan daging cincang yang diberi bumbu bawang merah, bawang putih, dan ketumbar, serta rempah daun, ditambah santan kanil (santan kental), kemudian perut burung dara tersebut dijahit menjadi utuh kembali, yang disebut dengan glendhoh. Setelah glendhoh dibungkus dengan daun upik, kemudian dilangseng (dikukus menggunakan langseng). Setelah cukup masak, glendhoh ditusuk seperti sate, kemudian dibakar, lalu diguyur dengan areh (santan kental yang sudah dimasak). Setelah siap disantap, glendhoh disajikan di atas piring ceper atau di pajang.

 

Kolak Ati Sapi.

Masakan khas Keraton Yogyakarta, sebagai salah satu lauk makan siang sultan, yang bahan utamanya adalah hati sapi atau hati kerbau. Cara membuatnya, hati sapi yang sudah dipotong-potong, diuleni dengan gula merah, air asem, dan garam, kemudian dibakar dengan diberi arah (santen kental yang sudah dimasak). Setelah masak, lalu diletakkan di panjang.

 

Lidah Asap.

Salah satu jenis menu makan siang Sultan Hamengku Buwana VIII, yang bahan utamanya adalah lidah sapi. Cara membuatnya, pertama-tama lidah sapi direbus lalu dipotong-potong agak besar, kemudian dijepit dengan bambu seperti jadah manten. Proses berikutnya lidah dilumuri dengan mentega, lalu dibakar. Setelah masak, disajikan di atas panjang. Masakan ini disebut juga Asin Lidah.

 

Sate Gendon.

Salah satu jenis menu kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Sate gendon dibuat dari gendon (uret atau ulat) pohon salak yang dilumuri mentega dan diberi bumbu sate, kemudian dibakar. Makanan tersebut diyakini mampu menambah stamina seseorang menjadi lebih kuat.

 

 

Semur Burung Gelatik.

Salah satu jenis menu makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Cara membuatnya, beberapa ekor burung gelatik yang sudah dikuliti bersih, dihilangkan bagian kepalanya, kemudian dimasak dengan diberi bumbu bawang merah, gula merah, lada, pala, cengkeh, kayu manis, mentega dan garam.

 

Betutu.

Salah satu jenis menu makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Betutu bahan utamanya daging ayam. Cara membuatnya, daging seekor ayuam dibuang tulang dan isi perutnya, dengan menyisakan bagian sayap dan bagian kaki sebatas lutut. Pada bagian perutnya diisi dengan daging cincang rebus, kemudian dijahit menjadi utuh kembali. Setelah itu baru dimasak dengan diberi bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, lada, kemiri, daun salam, lengkuas, batang serai, dan gula merah, lalu ditambah dengan santan kental (santan kanil) agar menghasilkan areh.

 

Dendeng Age.

Salah satu jenis menu makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Dendeng Age dibuat dari daging sapi yang dihaluskan dan diberi santan kental, daun salam, batang serai, ketumbar, kemiri, lada, bawang merah, bawang putih, dan gula merah. Kemudian daging sapi halus tersebut dibentuk dengan kepalan tangan, ditusuk seperti sate, dan dipanggang diatas bara api hingag kering sambil dibubuhi areh (santan kental yang sudah di masak).

 

Untup-untup, sayur.

Salah satu jenis menu makanan kesukaan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. sayur untup-untup ini terbuat dari bahan kacang panjang, kacang tolo, terung, daun melinjo, kubis, dan soon. Sayuran tersebut kemudian dimasak dengan diberi bumbu bawang merah, bawang putih, daun salam, lengkuas, cabe merah, gula pasir dan santan.

minuman-jawa

Sumber gambar: http://www.bogorgeulis.com

Bir Jawa.

Pada sore hari, Sri Sultan Hamengku Buwana VIII kadang-kadang hanya makan makanan kecil saja, seperti pisang, keju, roti kering, atau roti sobek, sambil minum bir Jawa. Ini dibuat dari rebusan jahe, batang serai, cengkeh, kayu manis, mesoyi, daun pandan, gula, air, dan air jeruk nipis. Selain berfungsi sebagai penghangat badan, minuman tersebut juga baik untuk kesehatan, karena sifat cengkih yang mempunyai khasiat untuk menghilangkan bau nafas tidak sedap, sedangkan air jeruk nipis dianggap dapat mengobati tekanan darah tinggi dan dapat melangsingkan badan.

Untuk perlengkapan minum bir Jawa, biasanya bir dituangkan pada gogok dari kaca atau kristal yang ditutup dengan sejenis tutup teko yang terbuat dari emas 28 karat. Gelas yang digunakan untuk minum bir Jawa ini pun terbuat dari emas 18 karat. Kemudian gelas dan gogok diletakkan pada baki yang juga terbuat dari emas.

Sultan Hamengku Buwana VIII minum bir Jawa biasanya pada sore hari, kurang lebih pukul 18.00, setelah mandi dan mengenakan busana Jawa, beliau tiduran di kursi malas di Ngindrakila dengan ditemani para abdi dalem Ngindrakila yang sedang caos (piket).

 

Awas, Kurang Tidur Bikin Penyakitan

Previous article

Astana Girigondo: Wisata Religi Kulon Progo

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU