JogjaKUSejarah

Gudeg Barek Sentra Gudeg Kering

0

Ada dua macam gudeg, yaitu gudeg basah dan gudeg kering. Beda antara gudeg basah dan gudeg kering. Beda antara gudeg basah dan kering adalah pada arehnya.

Jaman dahulu orang Yogya hanya mengenal satu jenis gudeh, yakni gudeg basah. Gudeg kering dikenal setelahnya sekitar 57-an tahun dari saat sekarang ini. Hal ini setelah orang-orang dari luar Yogya mulai membawanya sebagai oleh-oleh. Keuntungannya, gudeg pun tumbuh sebagai home industry makanan tradisional di Yogyakarta.

nasi-gudeg3-224x300

Nasi Gudeg Mbarek ( sumber : http://www.slemankab.go.id )

Gudeg Yu Djum contohnya yang terkenal dengan gudeg basah, sedangkan Hj. Amad dan Yu Narni terkenal dengan gudeg kering.Gudeg Bu Amad ada di kawasan Barek di Desa Condong Catur, tepatnya di sebelah utara Gedung Pusat UGM. Nama asli kawasan Barek tersebut adalah Dusun Kocoran termasuk dalam wilayah Desa Catur Tunggal.

Di dusun ini yang paling banyak usaha gudegnya adalah di RW 2 Karangasem. Sejak sebelum kemerdekaan, sudah ada warga barek yang sudah berjualan gudeg. Aktivitas berjualan gudeg ini, semakin banyak digeluti warga Barek, setelah diresmikannya Gedung Pusat UGM di tahun 1950-an.

Dengan diresmikannya Gedung Pusat UGM, banyak masyarakat dari luar Jogja yang bersekolah di UGM bertempat tinggal atau indekos di sekitar wilayag Barek. Tidak hanya mahasiswa, banyak juga pelajar sekolah-sekolah menegah baik SMP maupun SMA di Jogjakarta yang indekos di sekitar Barek. Untuk memenuhi kebutuhan makanan siap saji, maka banyak warga Barek yang berjualan Gudeg.

Kini semakin ramai dan terkenal rumah yang menjadi rumah makan yang representative. Nama-nama gudeg yang ada dan menjadi trade mark gudeg Jogja di Kampung Mbarek adalah Gudeg Yu Djum, Gudeg Yu Narni dan Bu Hj. Ahmad. Selain 3 penjual gudeg tersebut masih terdapat belasan penjual gudeg lainnya yang sebagian berjualan gudeg di wilayah Barek dan sebagian lainnya memilih berjualan di luar wilayah Barek seperti di daerah Beji, Jetis dan di belakang Pasar Kranggan.

Kasus DBD Februari Naik 2 Kali Lipat

Previous article

Desa Wisata Dome Tawarkan Wisata Bangunan Unik

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU