Kota JogjaNews

Hindari wereng coklat, petani diminta tanam serempak

0

Starjogja.com, Jogja – Seorang peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta menyarankan gabungan kelompok tani (gapoktan) di setiap daerah berkoordinasi dalam penanaman padi secara serempak.

“Kelompok tani dan gapoktan berkewajiban untuk berkoordinasi dalam bertanam padi secara serempak pada areal yang luas,” kata peneliti BPTP Yogyakarta Arlyna B Mustika, kepada wartawan Antara.

Menurut dia, secara teknis tanam padi serempak sangat penting untuk menghindari penumpukan hama terutama wereng batang coklat pada satu daerah atau pada titik serangan yang selanjutnya akan menyebar menjadi hama pada areal pertanian yang luas.

Tanam padi secara serempak, kata dia, bisa dilakukan pada areal yang luas dan tidak dibatasi batas oleh administrasi pemerintahan. Hal ini karena wereng batang coklat terbang bermigrasi tanpa terhalang sungai bahkan lautan.

“Bila suatu daerah mengalami puso maka wereng bersayap panjang dalam jumlah banyak akan terbang bermigrasi mencari pertanaman padi muda untuk berkembangbiak. Bila areal tempat migrasi sempit, maka populasi wereng imigran akan makin padat,” katanya.

Arlyna mengatakan, hal ini perlu disadari petugas maupun petani bahwa wereng batang coklat dapat bermigrasi sampai 200 kilometer dari daerah titik serangan ke daerah yang pertanaman padinya berada pada fase vegetatif.

Oleh sebab itu, kata dia, kewajiban pemerintah dalam hal harmonisasi petugas di lapangan yaitu tripartit pengamat organisme pengganggu tanaman, penyuluh pertanian lapangan dan petugas dinas sangat diperlukan untuk kelancaran operasional di lapangan.

“Keharmonisan tripartit sangat penting untuk membawa petani melakukan tanam serempak dalam satu kawasan yang luas dengan jadwal waktu tanam antara tanam pertama dan tanam terakhir 15 hari,” katanya.

Ia mengatakan, dalam pengendalian wereng batang coklat pada padi tidak lepas dari aspek sosial kemasyarakatan, di antaranya diperlukan adanya kesepakatan pembersihan singgang secara serempak bersama-sama dan keserampakan waktu tanam.

“Pengendalian wereng batang coklat tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi, tetapi perlu peran aktif masyarakat tani sebagai penggerak utama dan pengguna teknologi,” katanya.

Pancaroba, masyarakat diminta siaga bencana

Previous article

Egy : ego masih menjadi kendala bagi Timnas U-19

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja