Kab SlemanNews

Sampah Organik Jadi Bahan Bakar Alternatif

0

STARJOGJA,SLEMAN – April 2017, menjadi titik balik bagi 3 mahasiswa Universitas Proklamasi 45 (UP 45) ini. Dari niat dan ide sederhana, kiprah mereka mendapat pengakuan di DIY. Dan kini, trio ini membidik target lebih tinggi yakni Tingkat nasional.

Ketiganya adalah mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Angkatan 2015. Yaitu Awalliyah Nadia Belyni, Yunahar Abdul Rahman, dan Yuhirman. Mereka berhasil memenangkan Lomba Inovasi dan Teknologi Mahasiswa (LITM) 2017, yang digelar oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY.

Tema “Pemanfaatan Sampah Organik di Lingkungan” dipilih. Sebab tim ini melihat sampah organik dapat menjadi sumber energi alternatif yang sangat murah. Kalau ini bisa dikembangkan, maka bukan hanya akan menjadi solusi untuk kebutuhan energi, melainkan sekaligus menjadi solusi bagi persoalan lingkungan.

Ditemui disela-sela kuliahnya, ketiga mahasiswa ini menuturkan, awalnya tidak ada yang mendorong atau mengarahkan mereka untuk ikut dalam lomba ini.Dari diskusi kecil dan masukan dari dosen Wira Widyawidura ST, M.Eng, tim kemudian memutuskan untuk lebih mengembangkan sumber-sumber energi alternatif.

“Ini juga selaras dengan visi DIY 2020, yang menjadi tema dari lomba. Kebetulan pula, Pak Wira sedang ada project mengembangkan kompor TAGS (Twist Aerated Gasification Stove), jadi klop,” kata Yuhirman menimpali.

Dari sini, tim kemudian aktif melakukan riset dan ujicoba di lingkungan kampus. Sampah organik pun dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di tungku TAGS.
Secara struktur perangkat, kompos TAGS ini sesungguhnya tidak jauh dari jenis kompor pada umumnya. Sedikit perbedaan adalah, bahwa energy panas yang dihasilkan dari kompor ini bukanlah dari pembakaran langsung bahan bakar organic yang telah diolah, melainkan dengan memanfaatkan gas yang timbul dari bahan bakar organic ini.

“Jadi selain lebih hemat karena memanfaatkan bahan-bahan terbarukan, juga pasti jauh lebih ramah lingkungan. Seberapa prosentasenya, masih perlu dihitung ulang. Tapi logikanya jauh lebih efisien dan tidak mencemari lingkungan,” tandas Yuhirman menimpali.

Tim ini mengakui, kendati sangat potensial dikembangkan, teknologi pengolahan bahan bakar organik dan pemanfaatan kompos TAGS ini masih perlu upaya penyempurnaan disana sini. Utamanya menyangkut sisi kepraktisan bagi pengguna.

Sebagaimana diketahui, masyarakat saat ini sudah terbiasa dengan penggunaan kompor gas yang tinggal putar tombol maka api akan menyala sesuai kebutuhan. Apabila sudha dirasa cukup, maka kompor gas juga dengan mudah akan dimatikan.

Sedangkan penggunaan Kompor TAGS ini, untuk saat sekarang belum bisa dioperasikan dengan cara demikian. Cara menyulutnya masih harus menggunakan pemantik manual misalnya korek. Sementara untuk mematikannya juga lebih sulit menunggu gas dari bahan bakar organik ini habis dengan sendirinya.

Anggota tim lainnya, Yunahar mengungkapkan, kompor TAGS sendiri sejak awal hingga saat ini sudah mengalami beberapa kali perubahan. Utamanya perubahan dalam pemanfaatan material, desain dan ukuran.
Demikian pula dengan bahan bakarnya, mengalami beberapa kali upgrade. Pernah dicoba pemanfaatan bahan baku berupa limbah serutan kayu yang diolah menjadi briket maupun pelet kayu. Mereka juga pernah mencoba memanfaatkan limbah uang kertas dan terakhir menjajal pembuatan pelet dari jerami padi dan sekam.

Kendati masih memiliki kelemahan dalam mengoperasikan, kompor TAGS ini kata Hirman sebenarnya juga memiliki kelebihan dibanding kompor pada umumnya. Ukurannya yang kecil, hanya sekitar 18 cm dan lebar 10 cm, kompor ini sangat praktis untuk ditenteng. Performa kompor dengan bahan bakar terbarukan ini juga cukup baik. Untuk saat ini, kompor berbahan organik ini mampu memasak beras 1 kilogram, hanya butuh waktu sekitar 40 menit.

Pemilu 2019 gunakan 5 kotak suara

Previous article

Tertibkan reklame butuh anggaran besar

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman