JogjaKUSejarah

Masjid Panepen Kraton Yogyakarta, dari Ijab Kabul Sampai Tempat ‘Nyepi’ Raja

0

STARJOGJA, JOGJA – Sekilas, masjid itu lebih mirip surau keluarga. Letaknya berada di kompleks Keraton Kilen, tempat tinggal Sultan Hamengku Buwono X dan keluarganya. Ukurannya pun tak terlampau luas.

Terbagi dalam dua bagian; ruang utama dan teras, luas masjid seluruhnya tak lebih dari 100 meter persegi. Di ruang utama dengan empat tiang utama di bagian tengah itulah terdapat mihrab, tempat imam memimpin salat.

Sejak dibangun Sultan Hamengku Buwono VII pada 1327 Hijriyah silam, masjid ini dijadikan lokasi ijab qobul putra putri ngarsa dalem termasuk putri Sultan HB X. Pada hari biasa tempat tersebut dijadikan tempat kegiatan abdi dalem punokawan kaji yang jumlahnya 12 orang dibantu abdi dalem suranata. Pada Ramadan seperti sekarang ditambah kegiatan tarawih dan tadarus Al Quran, namun tidak ada kegiatan yang berlebihan lainnya.

Pengirit (pemimpin) Abdi Dalem Punokawan Kaji, Raden Riyo H Abdul Ridwan menjelaskan masjid panepen ini adalah masjid pribadi Sultan. Dilihat dari ukuran dan fungsi, sebenarnya mirip dengan langgar atau mushola karena tidak untuk salat Jumat. Namun selanjutnya lebih tepat disebut dengan masjid kagungan dalem panepen.

Dilihat dari namanya Panepen artinya tempat untuk menepi atau menyendiri. Tempat dimana sultan berkholwat, menyendiri untuk mendekatkan diri dengan yang maha kuasa pada saat-saat tertentu. Jadi tidak setiap saat Sultan menggunakan masjid tersebut untuk beribadah.

Gereja Kidul Loji : Gereja Londo Saksi Penyebaran Katolik di Jogja

Previous article

Ribuan Botol Miras Dimusnahkan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU