JogjaKUWisata

Yuk Piknik Seraya Belajar Sejarah di Desa Wisata Gamplong

0

STARJOGJA.COM, SLEMAN-Desa Wisata Gamplong di Dusun Gamplong, Desa Sumberrahayu, Moyudan, Sleman kini menjadi ikon baru destinasi wisata. Selain ada pusat kerajinan terutama tenun, di desa ini wisatawan bisa menikmati sejumlah bangunan ala Kraton Mataram.

Jika dilihat di peta Dusun Gamplong berada di paling ujung barat dan selatan kabupaten Sleman atau berbatasan dengan wilayah Bantul dan Kulonprogo. Akses menuju destinasi wisata ini cukup mudah. Dari arah Kota Jogja pengunjung dapat melalui Jalan Raya Wates.

Sampai Kilometer 15 atau pertigaan Gamplong, belok ke utara sejauh dua kilometer sampai ketemu jembatan rel kereta api. Di situ pula pengunjung akan menemukan sebuah tulisan Gamplong di barat jalan. Youngers tinggal belok ke kiri sejauh satu kilometer dan akan sampai tujuan.

Kendati berada di pinggiran Sleman, desa wisata ini mampu menunjukkan prestasinya dengan menjuarai lomba desa wisata tingkat kabupaten. Gamplong, berhasil meraih juara I dan akan mewakili ke tingkat DIY pada April 2018 mendatang.

Desa Wisata Gamplong terkenal dengan hasil tenun serat alam dan kesenian cokekan (karawitan). Setidaknya sampai saat ini ada 15 toko tenun yang masih aktif dan sering menjadi jujugan wisatawan untuk berbelanja maupun belajar menenun dan merajut.

Para pedagang itu tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Kerajian Tegar. Bagi rombongan wisatawan yang ingin berkeliling menikmati keindahan alam di Gamplong serta berkunjung Paguyuban Tegar, pengelola sudah menyediakan transportasi berupa kereta mini dengan biaya sebesar Rp100.000.

Desa Wisata Gamplong dapat memproduksi beragam kerajinan tenun, seperti taplak tenun, tas, dan yang paling terkenal adalah produk stagennya. Gamplong pernah berjaya sebelum era 2000. “Dulu di sini seperti kampung Belanda. Orang-orang Belanda dan luar negeri lainnya berbaur dengan masyarakat. Namun sejak bom Bali satu dan dua, Gamplong sepi,” tutur Bagor, salah satu pengelola Desa Wisata Gamplong, belum lama ini.

Kegiatan tenun sempat redup. Anak cucu banyak yang merantau sehingga sumbangsih untuk Gamplong kurang. Bagor dan perangkat desa Sumberrahayu memiliki keinginan besar menghidupkan Gamplong kembali seperti sedia kala. Namun, anggarannya susah serta ada keterbatasan untuk mendirikan bangunan. “Di Moyudan unggulannya pertanian jadi sangat susah untuk bisa melakukan pengembangan dengan pembangunan fisik, jadi memang larinya hanya bisa ke wisata alam,” katanya.

Pada pertengahan 2017 lalu pun, keinginan itu terjawab saat Bagor dan perangkat desa bertemu dengan pentolan Dapur Film yang digawangi oleh sutradara kondang Hanung Bramantyo. Hanung sedang blusukan ke Moyudan untuk mencari lokasi shooting film Sultan Agung.

Kraton Mataram

Bak gayung bersambut, akhirnya kedua belah pihak sepakat memanfaatkan lahan kas desa yang ada di tengah Dusun Gamplong untuk dijadikan studio alam untuk mendukung proses pengambilan gambar Sultan Agung. Lahan yang dipakai berupa lapangan sepak bola. Setelah kesepakatan itu terjadi, lapangan bola direlokasi dan dibangun sesuai standar nasional dan lapangan bekas serta area di sekitarnya seluas 2,7 hektare itu dibangun menjadi studio alam dengan nuansa Keraton Mataram sebagai lokasi utamanya.

Dengan biaya dari pembuat film, Gamplong akhirnya memiliki sebuah studio alam megah yang tidak hanya bisa dinikmati warga tetapi juga wisatawan yang berkunjung. Selain bangunan Kraton Mataram, di Studio Alam Gamplong ini juga ada kompleks Kampung Mataram yang terdiri dari rumah-rumah Jawa kuno dari anyaman bambu, Kampung Belanda, Kampung Pecinan dan juga miniatur Kali Ciliwung. Semua spot cocok digunakan sebagai tempat berswafoto. Para wisatawan sekaligus dapat belajar budaya dan sejarah di tempat itu.

Kampung Mataram menghadirkan suasana kampung khas pedesaan. Rumah-rumahnya saling berhadapan mengelilingi halaman luas. Di halaman itu sebuah gerobak kayu dimanfaatkan warga untuk menjemur kayu manis. Selain rumah warga, di kompleks itu juga ada kandang sapi. Semua bangunannya menggambarkan kehidupan masyarakat era 1.600-an.

Setelah shooting film Sultan Agung, Hanung menghibahkan studio alam ini untuk warga. Rencananya, studio alam ini akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada awal Mei 2018 mendatang sebagai sebuah destinasi baru di Desa Wisata Gamplong. “Studio alam ini menjadi ikon baru di Desa Wisata Gamplong ini,” kata Kepala Desa Sumberrahayu.

Gamplong siap menerima wisatawan yang ingin menginap. Setidaknya ada 200 rumah warga yang bisa dimanfaatkan sebagai homestay.(DEN/DianS/Harianjogja)

Kampus Sanata Dharma Nonaktifkan Mahasiswa Terlibat Demo Ricuh di UIN

Previous article

Bantul Bentuk Tim Pengawas Distribusi Bahan Pokok Penting

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU