Kab Sleman

Erupsi Merapi, Bagaimana kondisi Elang Jawa Merapi?

0

Yogyakarta , StarJogja.com – Aktifitas Gunung Merapi yang erupsi beberapa hari terakhir berimbas pada fauna di kawasanTaman Nasional Gunung Merapi. Terutama burung elang Jawa yang hidup di lereng Merapi. Koordinator Data dan Informasi Balai TNGM, Susilo Ari Wibowo mengatakan pihaknya belum memantau perkembangan burung khas Merapi ini.

“Jarang melihat, terpantau setelah erupsi, tapi kita belum bisa memastikan karena erupsi kemarin. Jenis elang biasa keluar di pagi hari karena butuh udara panas (thermal). Mungkin mereka sementara tidak kemana mana dulu,” katanya saat dihubngi StarJogja.com Jumat (25/5/2018).

Ia mengatakan saat ini dari hasil pemantauan terakhir elang jawa di TNGM ada sekitar 7 ekor. 7 ekor ini tersebar di Magelang, Sleman, sampai Klaten.

” Selo ada indikasi (elang Jawa) ada tapi belum bisa diapstikan,” katanya.

Terkait hewan kera ekor panjang (macaca) yang turun ke kawasan warga Susilo mengatakan belum menjadi penanda kondisi Merapi akan erupsi. Sebab hewan jenis ini menurutnya memang suka beraktifitas  dekat manusia.

“Jadi Semakin ramai semakin banyak mereka. Tapi kemarin itu belum dipastikan karena pantuan pagi tadi beberapa kelompok (kera) di Tlogo Muncar masih ada disana,” katanya.

Informasinya kera ekor anjang itu biasa beraktifitas di bantaran Kali Kuning. Sehingga menurut Susilo wajar jika ekor panjang itu sampai melintas ke kawasan diluar TNGM. 

“Memang secara alami memang ada diluar kawasan kami ada kelompok di bantaran kali kuning ada disitu. Mungkin kemarin ke arah itu terpantau orang orang,” katanya.

Ia mengatakan sampai saat ini belum ada tanda-tanda dari satwa di daerah atas terutama di level waspada Merapi saat ini. Kemungkinan hewan tersebut belum merasakan sesuatu yang membahayakan kehidupan mereka.  

“Kalo jenis satwa sama dengan manusia. Mereka pakai inderanya kulit dll mungkin sensor indera belum menangkap yang membuat mereka tidak nyaman. mungkin sekarang masih nyaman nyaman saja,” katanya.

 Informasi hewan seperti kijang yang turun di perkampungan ia belum menerima laporan warga. Walaupun ada informasi itu, bagi warga sekitar keberadaan hewan kijang sudah biasa dijumpai warga.

“Mendengar, tapi belum konfirm apakah itu benar. kalo laporannya ke sini pasti terkonfirm. kijang itu biasa saja main di kawasan kali kuning itu biasa lewat jalur sungai ya. Warga umum di Pakem, Turi, Cangkringan biasa itu,” katanya.

Ia menghimbau kepada masyarakat jika menemukan hewan yang turun ke perkampungan warga atau area publik untuk tidak membunuhnya. Karena hewan tersebut juga membutuhkan ruang dengan kita untuk mencari daerah yang aman. 

” Mereka butuh ruang untuk mengungsi kalo mereka melintas lewat di jalan di perkarangan di sawah mohon tidak diganggu. Kalo mengganggu tanaman kita, pohon kita, makan  tanaman kita, cukup dihalau saja supaya minggir. kalo macaca biar mereka melintas saja,” katanya. (BY)

Sleman Siapkan 39,5 M untuk THR PNS

Previous article

Menteri Desa Serahkan CSR Perbankan ke BUMDes

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman