JogjaKUSejarah

100 Tahun Berdirinya The Phoenix Hotel Yogyakarta

0

STARJOGJA.COM.JOGJA – Tahun ini The Phoenix Hotel Yogyakarta berkesempatan merayakan peringatan berdirinya bangunan hotel ini yang telah berusia 100 tahun. Beragam acara disiapkan guna menunjukkan keberadaan hotel ini sebagai bukti sejarah kejayaan masa lalu yang masih bertahan hingga kini.

Maria Perwitasari Marketing Communications Manager The Phoenix Hotel Yogyakarta menyebutkan menurut historisnya, hotel ini dulunya merupakan bangunan rumah tempat tinggal Kwik Djoen Eng yang dibangun pada tahun 1918. Ia bersama saudaranya pertama kali mendirikan usahanya di Solo pada Juli 1894 dengan nama NV Kwik Hoo Tong Handel Maatschappij, yang bergerak dalam bidang ekspor impor teh dan gula. Sekitar tahun 1920, perusahaan dagang Kwik bersaudara ini, kantor pusatnya dipindahkan ke Semarang sampai mengalami kebangkrutan pada tahun 1932 karena resesi ekonomi.

Akibat krisis ekonomi, banyak properti yang dimiliki oleh Kwik Djoen Eng yang tersebar di sejumlah daerah, harus lepas kepemilikannya. Ada yang disita oleh Javasche Bank, dan ada pula yang dijual sendiri. Termasuk rumah tinggalnya yang berada di Yogyakarta. Rumah bergaya Indis (Indische Landhuis) tersebut dijual kepada Liem Djoen Hwat. Oleh Liem Djoen Hwat, rumah tersebut disewakan kepada orang Belanda yang bernama D.N.E. Franckle. Franckle kemudian mengubah rumah tempat tinggal menjadi sebuah hotel yang diberi nama Hotel Splendid.

Pada tahun 1942 pasukan Jepang berusaha menduduki Yogyakarta. Hotel yang semula dirintis oleh Franckle, akhirnya dikuasai oleh pasukan Jepang kemudian berganti nama menjadi Hotel Yamato. Penyematan nama Yamato ini hanya bertahan hingga hengkangnya Jepang pada tahun 1945, dan hotel tersebut kembali ke pemiliknya, yaitu Liem Djoen Hwat.

Pada tahun 1946 sampai dengan 1949 ketika Yogyakarta menjadi ibu kota dari pemerintahan Indonesia, bangunan bekas Hotel Splendid atau Hotel Yamato tersebut digunakan sebagai Kantor Konsulat China. Selang dua tahun kemudian, bangunan bekas Kantor Konsulat kembali digunakan sebagai hotel lagi. Hotel tersebut bernama Hotel Merdeka. Pergantian nama menjadi Hotel Merdeka ini bertahan hingga tahun 1987.

Bangunan hotel direnovasi tanpa mengubah bentuknya dan pada tahun 1993 kembali difungsikan sebagai hotel, yang diberi nama Phoenix Heritage Hotel.Setelah selesai renovasi, pada 14 Mei 2004 nama Phoenix Heritage Hotel resmi berganti nama menjadi Grand Mercure. Perubahan nama tersebut bertahan sampai dengan 29 Maret 2009, dan pada 30 Maret 2009, nama Grand Mercure diganti menjadi The Phoenix Hotel Yogyakarta hingga sekarang.

Maria Perwitasari lebih lanjut menjelaskan di pertengahan tahun ini pihaknya telah menyusun rangkaian kegiatan dimulai dari Juli hingga Oktober 2018 .Diantaranya adalah Workshop and Influencer Rendezvous dengan tema “Kisah Dibalik Keagungan” dan 100 Year Dance Walk with The Phoenix Yogyakarta serta 100 Year Photo Competition.Seluruh rangkaian acara ini nantinya akan diakhiri dengan peluncuran buku “the History of a Legend” edisi khusus peringatan 100 tahun di akhir bulan Oktober.

” Rangkaian acara ini jadi bukti bahwa manajemen dan pemilik The Phoenix Hotel Yogyakarta selalu peduli untuk menjaga warisan sejarah dalam bentuk bangunan hotel ini ” kata Maria.(DEN)

Sleman Temple Run 2018 Lewati 5 Candi

Previous article

Stand Sleman Juara Umum di APKASI OTONOMI EXPO 2018

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU