Esai

Ronde dan Bakso : Sebuah Kajian (mungkin) Ilmiah

0
Mulai dari Mie Ayam, Siomay, Bakso, bahkan sekelas kudapan malam, Ronde.
Wedang Ronde dan Bakso biasa dijajakan di Jogja (Starjogja.com)

 

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Sebagai pekerja kantoran yang menghabiskan hampir setengah hari di luar rumah, kemampuan auditory saya menjadi cukup terasah. Yah minimal dalam menentukan penjual makanan apa yang lewat, hanya dari bunyi saja.
Jika hendak dibuat daftar, sebetulnya banyak sekali penjual makanan yang melintas. Mulai dari Mie Ayam, Siomay, Bakso, bahkan sekelas kudapan malam, Ronde.

Tapi kali ini saya tergelitik untuk membahas tentang Bakso dan Ronde saja.
Kalau anda amati, cara berdagang kedua jenis makanan ini, hampir sama sebetulnya. Dengan gerobak, dan menggunakan mangkok sebagai media pemberi notifikasi kepada calon pembeli.

Mangkok bakso atau ronde beradu dengan sendok, menghasilkan bunyi yang khas.
Tapi taukah anda, dan apakah anda merasa bahwa bunyi yang dihasilkan oleh 2 entitas (ini kenapa pilihan kata-katanya serius amat ya?) itu berbeda?
Baiklah, kita bahas dulu apa itu suara dan bunyi.
Suara adalah urutan gelombang tekanan yang merambat melalui media kompresibel (udara ataupun air). Suara biasanya diproduksi oleh mahluk hidup sebagai alat berkomunikasi dengan sesamanya, atau mengirim sinyal-sinyal komunikasi kepada komunitas lainnya jika terjadi suatu kondisi tertentu, baik itu menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

Sementara bunyi merupakan bentuk gelombang yang merambat secara perapatan dan peregangannya terbentuk oleh gelombang mekanik dan perambatan arahnya sejajar dengan arah getarnya. Bunyi adalah suara yang timbul akibat getaran atau frekwensi udara yang terpengaruh oleh adanya 2 benda atau lebih yang saling mempengaruhi (bisa gesekan, tumbukan ataupun radiasi/panas).

Bingung? Nih, saya kasih contoh aja deh.
Misalnya lengan anda dipukul. Tumbukan pemukul atau tangan pelaku dengan anda sebagai korban (plak !!) itu adalah bunyi. Sementara anda yang kesakitan bersuara (wadaaww !!!).
Sudah jelas ya?

Oke, kembali lagi ke masalah Bakso dan Ronde. Ngaku deh, pasti anda jarang sekali salah dalam menjustifikasi keberadaan pedagang makanan tersebut. Meski bunyinya serupa ‘thing thing thing…’, tapi tetap saja warna bunyinya berbeda bukan?
Kenapa?
Ya karena ukuran mangkok Bakso dan Ronde itu berbeda, pun dengan ketebalannya.
Mangkok bakso relatif lebih besar dan tebal jika dibandingan dengan mangkok Ronde.
Ga percaya? Saya dukung anda.
Lho?
Iya dong, percaya itu kalo ada data atau dasar teorinya lah.
Maka dari itu, saya tentu akan melengkapi tulisan ini dengan kutipan Hukum Marsene (dalam hal ini membahas tentang senar, dawai atau kawat) yang menyatakan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi frekuensi alamiah bahan tersebut.
Apa saja?
Diantaranya adalah luas penampang senar. Semakin tebal senar, maka semakin rendah frekuensinya.
Jadi gimana? Sudah tercerahkan?

Bayu

PUBLIC INFO : Ini Jadwal Pemadaman Listrik Kamis Besok

Previous article

Sleman Miliki 38 Sekolah Siaga Bencana

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai