Esai

Radio Bagi Generasi Era 80-an

0
JOOX Radio
berita jogja
STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Masih teringat ketika akan berangkat sekolah jaman dahulu selalu mendengarkan musik yang “hits”  di radio. Radio menemani anak-anak, remaja hingga orang tua era 80-an ketika bersiap berangkat sekolah. Sembari mandi, menyiapkan buku atau mungkin makan sembari nyuri ngerjain PR yang kelupaan dikerjakan malamnya.
Banyak hal generasi era 80-an menemukan “dunia” sendiri di radio waktu itu. Menginjak remaja radio hadir dalam sandiwara radio Misteri Gunung Merapi, menikmati cerita mistis setiap malam Jumat, meminta lagu dan berkirim salam.
Teringat ketika itu acara mistis malam jumat radio itu membuka line telepon untuk pendengar. Penyiar mempersilahkan penelpon untuk menceritakan pengalaman mistis di line telepon secara on air.

Ulang Tahun Ke Enam Radio Star Jogja, Inovasi Agar Jadi Pemenang

Cerita mistis pun mulai mengalun saat penelpon sedang berada di jalanan. Cerita berkembang si penelpon mengalami keanehan karena melihat tabrakan di jalan. Saat warga berkerumun itu lalu mengikuti ambulan yang membawa sang korban.
Namun ternyata ambulan itu mengarah ke rumahnya. Setelah mendekat ia mendapati bahwa orang orang menangis termasuk keluarganya. Namun setelah itu telepon tiba-tiba terputus dan bunyi telepon putus di on air pun terdengar lama.
Ternyata yang menelpon baru saja adalah korban kecelakaan itu sendiri. Suasana takut menyelimuti pendengar, ditambah penyiar yang membiarkan suara telepon putus tetap on  air dalam durasi yang lama.
Pengalaman itu membuat anak-anak, remaja dan orang dewasa itu jadi bahan hiburan. Tidak terpikir waktu itu mungkin saja settingan, tapi waktu itu nuansa horor yang dibuat radio sangat berhasil.
Sepertinya nuansa itu yang dicari pendengar dan membekas hingga saat dewasa atau tua. Kedekatan emosi dan interaksi radio jelas berbeda dengan media lain termasuk televisi. Mungki itulah yang membuat radio hingga kini masih diminati para pendengar.
Saat masuk usia dewasa radio dipilih untuk berkirim salam kepada gadis yang ditaksir itu menjadi nuansa sendiri. Saat televisi mulai masuk dan mewarnai dunia era itu, radio tetap saja menjadi pilihan. Terutama saat malam minggu menanti chart musik terbaik seminggu terakhir.

Menginjak usia penikahan dan memiliki keluarga muda, radio masih dipilih untuk menikmati lagu-lagu everlasting atau pun lagu baru. Karena generasi era 80-an selalu menerima dan mengikuti perubahan jaman termasuk lagu baru era kini.

Saat ini radio masih terus menjadi pilihan dari berbagai generasi. Radio memiliki segmen sendiri dan dunia sendiri terutama bagi yang menyukai dengan dunia imajinasi, bercerita dan interaksi.
Bayu

Apakah Benar Ada Emas di Bukit Randu Kuning dan Papandaya ?

Previous article

Aturan Baru Pajak UMKM 0,5% dari Omzet

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai