Esai

Saat Balita Hafal Lagu Dewasa, Lalu ?

0
Kontes Kita Cinta Lagu Anak
Saat balita hafal lagu dewasa (starjogja.com)
STARJOGJA.COM, Yogyakarta – ” Emang lagi syantik, emang lagi syantik”, meluncur dari dari mulut mungil keponakan yang masih balita suatu sore.
Sebelumnya keponakan yang lain pun dengan fasih menyanyikan lagu Didi Kempot -Dalan Anyar ” Neng dalan anyar kowe karo sopo,
Aku ngerti dewe neng ngarepe moto “
Itulah yang terjadi saat ini. Saat anak -anak yang masih balita ataupun yang sudah sekolah begitu fasih menyanyikan aneka lagu orang dewasa. Lagu -lagu beraneka tema mulai dari jatuh cinta hingga ditinggal nikah atau bahkan perselingkuhan menjadi begitu mudah dihapal luar kepala oleh mereka yang bahkan belum tahu artinya.
Jika Di era 1990-an, dunia musik diramaikan dengan hadirnya sederet penyanyi cilik yang menyayikan lagu-lagu sesuai dengan usianya. Namun, pada era milenial kini, lagu-lagu anak cenderung minim.

Rian DMasiv Belajar Buat Lagu untuk Anak

Masih ingatkah kita dengan begitu fenomenanya lagu Semut – Semut Kecil atau Abang Tukang Bakso milik Melisa, Diobok-obok nya Joshua ataupun lagu Si Komo milik Kak Seto ?
Yup, lagu lagu itu dulu mampu membius anak-anak dan memisahkan mereka dari konsumsi lagu lagu dewasa. Tapi kini, kondisi itu tak ditemui karena pasokan lagu -lagu anak begitu minim. Lebih miris saat ajang pencarian bakat nyanyi yang pesertanya adalah anak anak malah diisi dengan lagu – lagu orang dewasa.
Maka Tak heran jika anak-anak masa kini justru lebih banyak menikmati lagu-lagu orang dewasa yang identik dengan problematika percintaan. Padahal bila dilihat, dunia percintaan tentu sangat jauh korelasinya dengan anak-anak.
Dunia anak-anak yang dipenuhi dengan masa bermain ini harusnya diisi dengan lagu bernafaskan keceriaan, bukan galau melow seperti orang dewasa.
Mengutip pernyataan psikolog anak klinis Mira D. Amir, peran musik bagi anak seperti koin yang memiliki dua sisi. Di satu sisi, musik bisa menjadi alat edukasi yang efektif, terutama bagi anak dengan tipe pembelajaran audio. Namun, di sisi lain musik juga bisa memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan psikologi anak, jika tidak sesuai dengan umur dan pemahaman mereka.
Dari kondisi inilah, para orang tua sebaiknya memang memperkenalkan anak pada musik yang beragam, daripada melarang mereka mendengarkan lagu-lagu tertentu. Hal itu akan membantu mengalihkan fokus si kecil  dari lagu yang tidak mendidik.  Seiring perkembangan usianya nanti, anak akan mampu menilai sendiri kualitas musik dan cenderung memilih mendengarkan jenis musik yang sesuai minatnya.
Ingat, biarkan mereka tumbuh riang dengan melodi yang sederhana namun bisa memberi motivasi positif bagi tumbuh kembangnya di kemudian hari. Berilah mereka musik positif seperti dengan tema cinta lingkungan, binatang atapun yang sejenisnya.
Jangan biarkan mereka menjadi generasi gampang galau sebagai imbas dari lagu – lagu yang menemaninya tumbuh besar dan jadi dewasa !!
Bayu

Mendagri: Tidak Bisa Satu Pun Orang Bisa Intervensi KPU

Previous article

Imunisasi MR Tetap Dilaksanakan, Masyarakat Boleh Pilih Tunggu Fatwa MUI

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai