Esai

Remote TV Dan Budaya Bijak Nonton Televisi

0
remote

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Masih ingatkah, saat ibu kita mengomel saat kita susah disuruh tidur karena terlalu fokus nonton televisi ? Atau momentum saat remote-nya disembunyikan oleh orang tua karena kita kebanyakan nonton tivi ?

Hal yang sama juga terjadi sekarang ini, orangtua dan anak-anak masih sering berdebat tentang “Ayo, sudah nonton televisinya”. Atau muncul teriakan dari anak kita ” Ma, jangan dimatiin dulu tvnya, filmku belum kelar ! “. Rebutan remote televisi seolah menjadi jamak kita temui di kehidupan keseharian kita.

Jika dulu saja, para orangtua tidak/kurang berhasil mencegah anak menonton televisi terlalu banyak, apalagi jaman sekarang ini! Jam tayang film anak yang mulai dari pagi bablas sampai malam, ditambah semakin banyaknya stasiun televisi membuat pola menonton televisi anak -anak kita makin susah diatur.

Baca Juga : Siswa yang Ujian di Lapas dan RS Disediakan Soal Remote

Remote dan televisi dulunya ada di ruang keluarga ataupun ruang tamu. Tapi sekarang televisi tidak hanya berupa layar besar yang ditaruh di ruang keluarga, tapi acara televisi sekarang ini bisa dinikmati secara online melalui ponsel, laptop, atau tablet. Bahkan tak sedikit orangtua yang menempatkan seperangkat televisi di kamar anaknya agar bisa mencari hiburan sendiri. Anak bisa menontonnya dimana saja !

Apakah yang harus dilakukan? Haruskah membatasinya?

Buat saya menonton televisi adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindarkan. Kehadiran gadget tak menyurutkan keinginan nonton anak milenia pada acara tivi. Hanya saja kita harus tahu betul soal aturan Tontonan televisi untuk anak bahkan hingga mereka remaja. Sebagai orangtua kita harus selalu memberikan batasan dan memerika apakah yang ditonton anak sudah sesuai usianya atau belum.

Bukan hanya dari konten saja yang harus diperiksa atau dibatasi, melainkan juga jam menonton pun harus dibatasi. Jangan sampai anak keterusan menonton dan melupakan tanggung jawabnya. Orangtua dapat juga memeriksa apakah konten tersebut sesuai untuk anak atau tidak dengan memperhatikan simbol-simbol yang biasanya tertera di layar televisi.

Dengan kata lain, orangtua tidak perlu melarang anaknya menonton televisi—atau bahkan meniadakan televisi di rumah, tapi yang harus dicermati adalah jenis acara dan tayangannya. Biasanya, dalam sebuah tontonan yang ditayangkan di televisi akan ada simbol-simbol yang tertera, seperti A/SU untuk semua umur, BO/A untuk bimbingan orangtua/anak, BO untuk bimbingan orangtua, BO/RR untuk bimbingan orangtua – remaja, dan D untuk dewasa. Logo atau simbol itu dibuat untuk diperhatikan, dan orang tuapun harus paham soal itu. Bukan malah mengajak anak untuk menonton acara yang di luar kategorinya.

Lalu bagaimana dengan durasi ideal anak menonton televisi?

Menurut saya, durasi ideal setiap anak pasti berbeda-beda saat menonton televisi, tergantung usianya. Menurutnya, untuk anak usia 0-2 tahun sangat tidak disarankan untuk menonton televisi. Sementara mereka yang berusia dua sampai tiga tahun, disarankan selama sekitar 30 menit dan tentunya dengan pengawasan orangtua. Jika memungkinkan carilah tontonan yang pas untuk usia mereka. Ada banyak channel tv berbayar yang pas untuk usia ini.

Bayu

Berebut Berkah Gunungan

Previous article

Diet Plastik Pembungus Daging Kurban

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai