Sport

 Sejarah Laga Sepakbola Galatama di Jogja

0
futsal
STARJOGJA.COM, SPORT – Sejarah laga sepakbola di Indonesia tak lepas dari pasang surutnya. Keinginan untuk menjadikan sepakbola di negeri ini bisa jadi profesional memunculkan ide membuat kompetisi semi profesional. PSSI pun di jelang akhir 70-an pun memunculkan ide kompetisi baru yang diberi nama Galatama.
Kompetisi Galatama secara resmi dilahirkan pada 8 Oktober 1978. Laga ini mulai menggulirkan kompetisinya tahun 1979. Klub-klub profesional yang sebelumnya banyak berkutat di kompetisi internal tim-tim Perserikatan mulai naik ke permukaan. Secara gengsi, Galatama bersaing dengan kompetisi Perserikatan yang sudah berjalan sejak 1931.
Sejarah mencatat ada dua klub Sepakbola Galatama yang pernah bermarkas di Yogyakarta. Ini dia profilnya
PS Sari Bumi Raya (SBR)
Pengusaha lokal, Junarsono, anak dari Ketum PSSI 1975-1977, Bardosono, membentuk klub PS Sari Bumi Raya pada tahun 1976. Pada awal musim Galatama 1978-1979, Sari Bumi Raya bermarkas di Bandung.
Baru pada 1981, Sari Bumi Raya pindah markas ke Yogyakarta. Di situlah petualangan unik Sari Bumi Raya dimulai. Drs. Soedjono, dosen IKIP Yogyakarta kala itu (sekarang UNY), ditunjuk menjadi pelatih. Berasal dari kalangan akademisi, Soedjono pun merekrut beberapa pemain yang bergelar sarjana dari sejumlah kampus di Yogyakarta. Bahkan, Kiper Sari Bumi Raya pada angkatan itu berprofesi sebagai dokter, yakni Nunung. Salah satu bintang yang direkrut Sari Bumi Raya adalah Inyong Lolombulan.
Sayangnya, kiprah para sarjana dan dokter di Sari Bumi Raya hanya dua musim. Tahun 1983, Sari Bumi Raya vakum dan akhirnya bubar pada tahun 1984.
Perkesa Mataram 
Klub Galatama ini pindahan dari Sidoarjo Jawa timur.  Kepindahan Perkesa ke Yogyakarta membuat Iswadi Idris sang pelatih harus bekerja keras. Ini terjadi setelah klub yang dulunya bernama Perkesa 78 itu ditinggalkan beberapa pemain intinya. Ternyata Iswadi mampu mempertahankan kehidupan klubnya.
Ia mengumpulkan “pemain kampung” untuk mengangkat nama klubnya. Keberhasilannya meramu tim membuat penampilan mereka ditunggu publik Jogja. Dari yang hanya ditonton ratusan orang, Perkesa Mataram kemudian menjelma sebagai tim yang didukung ribuan penonton.
Kebijakan PSSI yang menyatukan liga galatama dan perserikatan pun membuahkan kompetisi yang bernama Liga Indonesia. Tampil di liga ini, Perkesa Mataram berubah nama menjadi Mataram Putra.  Klub yang awalnya bernama Perkesa Mataram kemudian menyematkan nama Indocement pada tahun 1995/1996. Jadilah kini Mataram Indocement.
Musim kedua adalah puncak prestasi klub yang berdiri tahun 1973 ini. Mereka lolos 12 besar, meski gagal menembus semifinal. Naas, di musim berikutnya, tim besutan Sinyo Aliandoe malah terdegradasi ke Divisi I. Setelah 1997/1998, liga kembali digelar. Mataram Indocement berpindah home base ke Cirebon dan berubah menjadi Indocement Cirebon. Itu tadi sejarah laga sepakbola di Indonesia.
Bayu

WhatToReadThisWeekend Antologi Rasa, Kisah Rasa Sahabat

Previous article

Lava Bantal Nominasi Tujuan Wisata Terbaru Terpopuler 2018

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Sport