Esai

Mengantar Anak ke Sekolah Itu Romantis

0
Mengantar Anak ke Sekolah
seorang ibu sedang memboncengkan anak pulang dari sekolah (foto : Bayu)

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Apakah anda termasuk bapak yang selalu mengantar anak ke sekolah ? Kalau iya, rasanya pas saat saya berikan acungan jempol.

Yup, ada romantisme yang anda rasakan saat kita menempuh proses mengantar anak ke sekolah. Boleh disebut momentum ini menjadi bagian penting untuk kita kenang. Saat mereka sudah semakin besar, maka kegiatan ini makin terpinggirkan. Anak pun akan berangkat sendiri menggunakan moda transportasi yang ada. Ini artinya, momentum itu  menjadi romantisme yang akan kita kenang dan rindukan.

Mengantar anak ke sekolah bagi saya menyenangkan sekaligus menantang karena kegiatan ini punya tantangan unik. Saat anak bangun lebih awal, tentu saja berangkat ke sekolah itu menjadi sebuah kegiatan rutin dan tidak ada yang berbeda. Namun, ini jadi beda saat anak mogol atau males ke sekolah, atau juga saat anak telat bangun. Sehingga anak harus tergopoh gopoh berangkat ke sekolah.

Baca Juga : Gerakan Literasi Sekolah Bentuk Karakter Posifif Siswa

Tapi ada yang jauh lebih penting dari itu ! Bagaimana memastikan anak kita bisa sampai ke sekolah dengan hati senang dan siap menghadapi deretan ilmu yang diberikan

Bagi saya mengantar anak itu punya kelebihan yang tidak didapat. Tak hanya diam -diaman, namun saat kita mengantar anak, ada dialog yang jarang didapat. Obrolan berkualitas diantara kami. Kadang nasehat yang diberikan saat berangkat ke sekolah itu lebih mudah, dibandingkan saat kita ngobrol dengan formasi lengkap bersama mamanya. Semangat pun jadi sering diberikan. Gaya gojekan ala anak-anak sekarang jadi kunci dari keberhasilan kita berkomunikasi dengan mereka.

Jadi, inilah manfaat yang saya dapatkan dari kegiatan mengantar anak sekolah

1. Mendisiplinkan diri

Mendisiplinkan diri ini tak hanya buat anak tapi juga untuk orang tua. Tidak dipungkiri memang saat ortu sibuk maka sering kali ada banyak ritual yang terlupakan. Anak tak jarang melewatkan kegiatan menata kamar atau menyiapkan diri sebelum sekolah. Yang ada saat ini, orangtua pun kerepotan membangunkan anak-anaknya buat sekolah.

Nah, dengan ritual mengantar anak ke sekolah, anak dan orang tua belajar mendisiplinkan diri untuk mempersiapkan keberangkatan dan mengatur waktu perjalannnya. Jam berangkat harus dikondisikan dan ditepati antara kedua belah pihak, orang tua dan anak supaya tidak telat sampai sekolah.

2. Orang tua jadi tahu soal peraturan dan kegiatan sekolah

Saat kita mengantar anak hinga sekolah, mau tidak mau kita jadi ikut untuk mengikuti aturan sekolah dimana ada aturan harus datang 15 menit sebelumnya, tidak boleh telat lebih dari tiga kali dan juga rutinitas mencium tangan guru sebelum masuk kelas.

Kita pun juga bisa memantau kondisi sekolah anak kita. Kalau ada yang kurang maksimal, ada kesempatan untuk memberikan masukan ke sekolah. Ini menjadikan sebuah tanggungjawab bersama soal bagaimana mendidik anak. Keberhasilan dan kelancaran pendidikan mereka tidak boleh diberikan kepada sekolah saja.

3. Mendekatkan diri pada anak

Komunikasi di rumah seringkali memunculkan hambatan psikologis. Nah…sering kali di tengah perjalanan, kita bisa menyelipkan pesan dan juga motivasi untuk mereka agar giat belajar. Hasil komunikasi inilah yang kemudian dibahas bersama dengan orang rumah untuk dijalankan bersama.

4. Mengalahkan rasa malu anak akan julukan “Anak Papa” atau “Anak Mama”

Semakin besar, anak sering malu karena masih diantar orang tuanya ke sekolah. Predikat “cemen”, “anak mami” atau predikat “anak rumahan ” sering muncul karena mereka sering diantar ke sekolah.

Kedatangan kita ke sekolah menguatkan mereka agar tidak malu. Tidak perlu malu diantar sampai depan sekolah karena kehadiran kita tidak untuk mengawasi ataupun membuat mereka tidak nyaman.

jadi apa manfaat yang anda dapatkan dari mengantar sekolah ?

Bayu

Budaya Kampung Pandeyan Diusulkan Jadi Paket Wisata

Previous article

Yogyakarta Jadi Tempat Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2018

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai