News

Jokowi : Perguruan Tinggi Indonesia Minim Inovasi

0
PTM
ilustrasi kuliah (Ist)

STARJOGJA.COM, Jakarta – Perguruan tinggi memegang kunci penting dalam menghadapi perubahan teknologi di dunia. Hal ini diungkapkan Presiden Joko Widodo di depan para pejabat eselon I dan eselon II serta Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), dan pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Namun menurut Jokowi saat ini perguruan tinggi Indonesia minim respons dan inovasi terhadap perubahan zaman.

“Perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi jelas memberikan implikasi cukup besar terhadap lanskap kehidupan ekonomi politik, serta lanskap sosio dan kultural, yang harus direspons berbeda oleh perguruan tinggi. Jangan terjebak kepada zona nyaman, tahu berubah tapi tidak tahu merespons,” katanya dikutip dari Antaranews.com di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10/2018).

Ia mencontohkan banyak perguruan tinggi di Indonesia yang tidak responsif terhadap perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya fakultas dan program studi di Indonesia yang tidak berubah hingga puluhan tahun.

Baca Juga : BroFume, Inovasi Parfum Karya Mahasiswa UGM

“Sangat mengherankan jika zaman sudah berubah, tapi fakultas dan program studi tidak banyak berubah,” jelasnya.

Jokowi menyebut beberapa universitas di dunia yang sudah memiliki program studi yang tanggap dengan perubahan dunia, salah satunya Massachusetts Institute of Technology dengan Department Brain and Cognitive Science yang mengintegrasikan Computer Science Economic dan Data Science.

Tak hanya itu, beberapa universitas dunia juga mulai mempopulerkan Hospitality and Tourism Management dan College of Gadget Studies.

“Juga terdapat Sport Studies yang mencakup kesehatan, management event, pariwisata, industri kreatif, dan industri alat-alat olahraga. Palembang memiliki warisan Asian Games yang besar, kenapa tidak dikembangkan Sport Studies di sana. Ini tantangan,” tambahnya.

Menurut Jokowi, dia sempat mengeluarkan gagasan tentang pentingnya mendirikan Fakultas Kopi karena Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia.

“Baru September 2018 ada SMK di Jabar yang membuka jurusan kopi, saya sangat mengapresiasi inisiatif ini. Pendidikan tinggi harusnya tidak kalah kreatif dengan SMK,” tegasnya.

KAI Minta Masyarakat Tidak Beraktifitas di Jalur KA

Previous article

Bahaya Laten HBH, Rejo Mulia Aksi Flashmob Anti Hoax

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News