Pendidikan

Profesor Jepang Jelaskan Peran Keong Sawah untuk Padi

0
Keong Sawah
profesor jepang jelaskan agroteknologi kepada mahasiswa UMY (foto : Humas UMY)

STARJOGJA.COM, Bantul – Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendatangkan dua professor asal Yamagata University Jepang. Prof. Hironori Yasuda menjelaskan bahwa organisme yang ada pada sawah memiliki fungsi penting, yaitu sebagai penyeimbang ekosistem di lingkungan tersebut. Ia menyebut keong sawah adalah salah satu hewan yang bisa menambah kesuburan pada tanah yang ditanami padi.

“Kesuburan pada sawah bisa ditingkatkan menggunakan keong. Hal ini bisa terjadi karena keong sawah memakan tumbuhan alga, kemudian kotoran dari hewan tersebut bisa meningkatkan nutrisi pada tanah,” ujarnya di Ruang Sidang Gedung Pascasarjana UMY Senin 8 September 2018.

Namun demikian, ia menyampaikan kepada para mahasiswa bahwa tidak semua keong bisa meningkatkan kualitas tanah. Ada pula jenis keong yang bisa menjadi hama bagi padi, seperti hama keong emas yang menjadi momok bagi petani Tanah Air. Menurutnya keong emas bukan organisme asli Indonesia, melainkan berasal dari daerah Amerika Selatan.

Baca Juga : Menikmati Pemandangan Hamparan Sawah dan Ketenangan dari Puncak Ngepoh Kulonprogo

“Petani di sini sering mengalami gagal panen disebabkan banyak keong emas yang berkembang biak di sawah mereka. Padahal hewan itu bukan asli Indonesia,” imbuhnya.

Sementara itu Prof. Keitaro Tawaraya memberikan materi soal fungsi jamur mikoriza untuk meningkatkan penyerapan fosfor tanaman. Penelitian yang sudah dilakukannya menemukan fakta bahwa jamur mikoriza dapat meningkatkan jumlah penyerapan fosfor bagi tumbuhan.

“Fosfor merupakan elemen penting bagi tanaman, semakin banyak kandungan fosfor dalam tanah, maka tanaman akan semakin subur,” tutur Keitaro.

Menurutnya jamur mikoreza dapat mengembalikan tanah bekas tambang yang sudah rusak. Kitaro pun pernah melakukan penelitian di salah satu daerah di pulau Sumatra.

“Fosfor bisa diaplikasikan di bekas tambang untuk mengembalikan kondisi tanah yang sudah rusak menggunakan jamur Mikoreza. Saya pernah melakukan penelitian pada tanah bekas tambang di Pulau Sumatra dan berhasil,” katanya

Mahasiswa Terdampak Bencana Dapat Bantuan Biaya Kuliah

Previous article

MTCC Mendesak Pemerintah Menaikkan Cukai Tembakau

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Pendidikan