Esai

Belajar Menjadi Manusia Sempurna dari Anak-anak IRD

0
IRD
Pemsangan alat NGT kepada Anak berkebutuhan khusus (foto : Bayu)

STARJOGJA.COM, Opini – Sepertinya cuaca panas Jogja tidak berarti siang itu di jalanan kota pendidikan ini. Padahal biasanya saat berkendara dengan cuaca panas ini membuat sensitif. Terlebih saat ada pengendara lain yang nggleyer atau nyalip. Wah bisa saja terprovokasi untuk adu salip dengan pengendara itu.

Tapi siang panas itu tidak membuat semua gangguan sekitar masuk menganggu saya. Beberapa menit sebelumnya, saya hadir di acara Indonesia Rare Disorders (IRD) yaitu anak-anak dengan kelainan langka di Universitas Nahdatul Ulama Jogja.
Seperti bayangan saya ketika menghadiri acara, akan bertemu dengan adik-adik yang berkebutuhan khusus ini. Tentu harus memiliki hati yang besar ketika melihat realitas itu.
Yup, memang benar pernyataan istri Sekjend PBNU Santi Helmy Faisal bahwa “Childrens with Special need make parents special.” Orang tua yang hadir dalam acara itu merupakan bapak ibu spesial.
Orang tua itu jelas spesial karena pilihan Tuhan. Hanya saja saya kok tidak setuju dengan istilah Disorders ini. Sebab, anak-anak itu tidak mengalami kelainan atau gangguan genetik.
Apakah saya mampu menyebut ciptaan Tuhan ini tidak sempurna? karena apa yang diciptakan Tuhan ini jelaslah sempurna. Hanya kita saja yang tidak mampu menilai dan mengukur ciptaan Tuhan.
Yakin tidak sempurna? Berani? Tuhan yang kamu sembah menciptakan mahluk yang tidak sempurna? Bagaimana bisa Tuhan yang Maha Sempurna dan Maha Kuasa ini menciptakan mahluk yang tidak sempurna. Saya tidak berani, jelas.
Kehadiran mereka di muka bumi Indonesia ini yaitu dengan perbandingan 1 : 2500. Jadi seberapa istimewanya mereka tentu orang tuanya juga. Istimewa ini menurut saya nama IRD lebih pas kalo namanya anak spesial.
Saya kembali teringat istri Sekjend PBNU itu, bahwa kehadiran anak-anak spesial ini sangat dibutuhkan orang normal. “Kita butuh mereka, bukan mereka yang butuh kita. Kita yang butuh  dan anak mereka juga anak kita,” katanya.
Jadi, benar menghadiri acara itu telah membuat energi positif timbul. Hanya dengan hadir bersama mereka beberapa menit saja energi positif sudah terisi full. Semangat dan energi positif ini membuat saya termotivasi menjadi manusia sempurna. Saya belajar dan mengakui dengan penampilan fisik normal ini ternyata saya yang tidak sempurna.
Bayu

Kodim 0705/Magelang Gelar Tes Kesegaran

Previous article

Youtube Down Pagi Ini Jadi Trending Topik

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai