Pendidikan

Produk Riset Kesehatan Harus Bisa Dihilirisasi

0
produk riset
Industry Research Forum 2018 di kampus UGM Jakarta, Rabu (5/12) (foto : Humas UGM)

STARJOGJA.COM, Jakarta – Industri manufaktur bisa menghasilkan produk riset yang bermanfaat bagi masyarakat. Walaupun banyak produk riset yang dilakukan oleh peneliti selama ini tujuannya hanya untuk mengejar kenaikan pangkat namun tidak bisa dihilirisasi.

Demikian beberapa hal yang mengemuka dalam kegiatan Industry Research Forum 2018 di kampus UGM Jakarta, Rabu (5/12). Direktur Penelitian UGM Prof  Mustofa mengatakan pada pertemuan kali ini mengangkat tema soal industri manufaktur kesehatan.

“Kita tahu sebagian obat-obatan dan alat kesehatan kita masih tergantung impor, kita ingin mengurangi ketergantungan tersebut dorong melalui kerja sama dengan industri,” katanya seperti dikutip Starjogja.com Rabu (5/12/2018).

Baca Juga : Start-up Mahasiswa UGM Lolos ke Kompetisi Hult Prize Regional

Ia menyebutkan forum ini dihadiri 25 peneliti di bidang kesehatan memiliki pengalaman dalam produk riset yang siap dihilirisasi.
“Ada 70 perwakilan yang diundang dari mitra bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini,” katanya.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Dr. Paripurna Sugarda mengatakan ketimpangan neraca perdagangan Indonesia yang lebih banyak impor daripada ekspor menurutnya juga disebabkan karena tingkat daya saing perdaganganyang rendah. Karena tidak semua hasil riset bisa dihilirasi ke industri.

“Jangan sampai periset menghasilkan hasil riset yang sulit dihilirkan,”katanya.

Menurutnya sudah saatnya periset di perguruan tinggi bisa menghilirisasi hasil risetnya baik langsung maupun tidak langsung ke industri. Selain di bidang kesehatan, pihaknya kini juga mendorong hilirisasi riset di bidang agro seperti industri pengolahan kakao di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

“Baru- baru ini menteri BUMN mengunjungi pabrik cokelat di batang jawa tengah yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden. Kita tahu, selama ini bahan baku cokelat kita dari luar, kita balik kita ambil barang dari luar negeri, kita olah, lalu kita ekspor lagi,”katanya.

Prof. Ocky Karna Radjasa, Direktur Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemrinstekdikti mengatakan tahun ini ada lebih 18 ribu periset mendapat pendanaan dari Kemenristekdikti. Hingga tahun 2019, ada tiga tema riset yang diprioritaskan yakni pengembangan bahan pangan, pengembangan alat kesehatan, dan kemandirian obat.

“ Tahun ini sudah dianggarkan Rp 220 M untuk riset di bidang kesehatan baik riset dasar, terapan dan pengembangan,” katanya.

Tumblr Blokir Konten Dewasa

Previous article

Ini 16 Kecamatan Berisiko Longsor di DIY

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Pendidikan