Esai

Kelompok Kriminal Bersenjata Papua Bersabarlah

0
ari Penegakan Kedaulatan Negara
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Sebuah pertempuran pejuang bersama TNI melawan pendudukan belanda pasca Agresi Militer Belanda II terjadi di halaman Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Minggu (01/03/2015). Pertempuran itu merupakan bentuk drama treatrikal yang persembahkan oleh komunitas penggiat sejarah Djokjakarta 1945 dengan melibatkan sejumlah penggiat sejarah dari berbagai kota di Indonesia dalam rangkaian peringatan ke-66 Serangan Umum 1 Maret 1949.

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Ketika mendengar ada penembakan yang menewaskan 31 karyawan PT Istaka Karya dan 1 orang anggota TNI terkait proyek jembatan Kali Yigi, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua saya seolah tidak percaya. Puluhan orang tewas karena Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kemudian diketahui bertanggung jawab itu adalah Panglima Daerah Militer Markodap III Ndugama Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Egianus Kogoya.

Walaupun jauh dari Papua sepertinya kondisi ini sudah membuat miris kemanusiaan. Ini bukan lagi serangan sekelas ikan teri tapi ini sudah merupakan ikan hiu.

Hilangnya puluhan nyawa itu jelas membuat sedih ratusan orang yang mengenalnya dengan baik. Anaknya, istrinya, orang tuanya, temannya, tetangganya dan juga orang yang sudah mengenalnya.

Baca Juga : Mendagri Kutuk Aksi Pembunuhan di Nduga Papua

Mereka memang ingin membuat daerahnya seperti kota lain yang maju tidak lagi tertinggal. Padahal mereka berada diatas tanah yang penuh dengan jutaan atau milyaran emas dibawahnya.

Wajar mereka menuntut untuk memiliki kehidupan yang layak seperti kota lainnya. Namun sepertinya aksi mereka akan berjalan lambat.

Pertama karena diserang adalah negara maka lawanpertama mereka adalah aparat polisi dan TNI. Jika polisi sepertinya bukan tandingan karena untuk melawan mereka dibutuhkan mental TNI.

TNI pun saat ini seolah bersikap lunak. Mungkin bagi sebagian anggota TNI yang memiliki mental menjaga NKRI serangan KKB itu jelas sangat ingin dilawan.

Jika itu dilakukan maka mungkin hanya membutuhkan waktu pendek untuk menyelesaikan. Karena saya sangat yakin dengan kemampuan TNI.

Lawan kedua kelompok itu adalah warga. Kenapa warga, karena pemerintah sekarang mulai merasakan perbedaan pembangunan infrastruktur di Papua.

Mungkin ini saya agak setuju dengan pemerintahan Jokowi saat ini. Memilih Papua dan bagian timur Indonesia sebagai proyek utama pembangunan kedepan.

Warga yang tahu arah pembangunan dan sebagian sudah dirasakan warga kini ikut membantu pemerintah dalam hal ini TNI.

Mendapat informasi dari orang disana, pernah ada serangan kelompok itu ke aparat polisi di daerah pedalaman. Karena terdesak kemudian aparat itu masuk ke pedukuhan disana. Tanpa dinyana tanpa dikira, warga sekitar pun malah membantu aparat.

Ternyata, kelompok yang sering menyerang itu sebetulnya juga mulai tidak disukai warga lokal disana. Jika sudah begini sebenarnya tinggal menunggu waktu saja kelompok itu dapat ditangkap.

Lawan ketiga adalah Komnas HAM. Walaupun Kelompok Kriminal Bersenjata itu sebanarnya juga tidak memandang apa itu Komnas HAM. Tapi yang jelas jika ketiga point ini sudah ada maka pemerintah harus cepat bergerak.

 Kelompok Kriminal Bersenjata seperti ini memang harus segera dituntaskan. Pertama untuk menjaga nama aparat TNI Polri dan kedua demi keutuhan NKRI. Semoga warga Papua bersabar sebentar agar pemerintah dapat segera membangun daerah anda. Tentu tidak diserang lagi agar proyek pembangunan di daerah anda dapat berjalan lancar. Toh juga buat anda dan warga sekitar kan.

Makanan Khas Indonesia Bisa Ditemukan di Jepang

Previous article

Satpol PP Sleman Tertibkan PKL Taman Denggung

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai