Esai

Ini Untung Ruginya Bocoran Debat Perdana Pilpres

0
'bocoran' debat perdana Pilpres
Pro kontra soal 'bocoran' debat perdana Pilpres 2019. Presiden Joko Widodo saat sidang Tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8). masih jadi salah satu kandidat debat - Antara/BISNIS.COM

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – KPU akan memberikan kisi-kisi pertanyaan atau ‘bocoran’ debat perdana Pilpres 2019. KPU memutuskan daftar pertanyaan dalam debat Pilpres 2019 nanti bakal diberitahukan ke capres-cawapres, untuk selanjutnya diundi lagi mana pertanyaan yang bakal dikemukakan di forum debat.

Ada 20 pertanyaan yang nantinya akan ‘dibocorkan’ ke capres dan cawapres sebelum pelaksanaan debat. Tapi, menurut KPU, sebenarnya yang ditanyakan masing-masing cuma tiga pertanyaan. KPU menegaskan, capres dan cawapres tidak akan tahu tiga pertanyaan yang akan ditanyakan. Yang pasti, capres dan cawapres telah mempersiapkan semua jawaban saat debat, karena telah memiliki modal dari kisi-kisi yang telah diberikan KPU.

Langkah memberikan ‘bocoran’ debat perdana Pilpres menarik perhatian banyak orang. Pro dan kontra pun muncul di masyarakat. Tim sukses kedua pasangan calon itupun menyampaikan berbagai sikap dan juga komentar terkait hal ini. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ferdinand Hutahaean menyebut langkah KPU itu justru merendahkan kualitas pemilu. Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02, Ma’ruf Amin menilai format debat capres dan cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum tentu menguntungkan.

Baca Juga :Ki Timbul Hadi Prayitno, Dalang Favorit Dua Presiden

Pihak yang tidak setuju dengan langkah ini menyebut adanya kisi-kisi itu bakal membuat publik tak antusias. Publik menilai masyarakat bisa merasa bobot debat berkurang karena publik merasa tak ada yang baru dengan debat pilpres. Jawaban sudah disiapkan dengan aneka pemanis yang ditakutkan justru akan mengaburkan nilai substansi dari ide, program atau konsep yang bakal ditawarkan.

Publik pun membandingkan dengan debat pilkada para calon kepala daerah yang banyak menimbulkan kesan kejutan dan jawaban dadakan karena memang tidak ada kisi-kisi sebelumnya. Ada calon yang terkesan tidak siap dengan pertanyaan yang muncul dari panelis atapun dari para lawan politik mereka.

Sementara pendapat berbeda disampaikan oleh mereka yang mendukung kebijakan pemberian ‘bocoran’ debat perdana Pilpres. Langkah ini disebut bagus karena para kandidat akan menyajikan fakta, data, bukti dan rasionalitas terhadap suatu masalah. Hal itu, akan membuat masyarakat menjadi cerdas dan dapat menentukan pilihannya pada pilpres mendatang.

Bila seorang capres atau cawapres telah mendapatkan pertanyaan seperti itu jauh sebelumnya, maka si calon akan dapat menjelaskan dengan fakta, dan data. Dengan demikian, rakyat nantinya akan menjadikan jawaban para calon itu sebagai janji politiknya. Sebab, para calon memberikan sajian data, fakta, bukti yang sangat matang. Suatu saat bila si calon terpilih, rakyat bisa menagih janji tersebut.

INFOGRAFIS : Boby Visca

Memang idealnya debat pilpres berlangsung cair. Tak ada kisi-kisi akan membuat kandidat berargumen dengan leluasa. Sama halnya saat kita saat menempuh ujian akhir, belajar semaksimal mungkin pada satu mata pelajaran namun saat ujian tidak semuanya keluar. Bahkan ada yang sudah dihapal malah hilang dari otak karena tegang.

Namun sekali lagi ada juga keuntungan yang bisa didapat utamanya untuk para pemilih. Mereka akan mendapatkan jawaban yang dilengkapi oleh fakta dan data. Tidak hanya sekedar asal bunyi atau asal jawab dipadu dengan muka kaget atau tidak yakin. Publik menunggu adanya adu gagasan terbaik untuk bangsa. Bukan hanya asal sindir atau mencari kelemahan lawan untuk dijatuhkan. Publik menunggu jawaban cerdas dan rasional untuk memajukan Indonesia 5 tahun ke depan.

Selamat menunggu Debat Perdana!

Bayu

Merapi Terus Memancarkan Keindahan dari Guguran Lava

Previous article

Sultan HB X Meminta Kepolisian Tindak Tegas Klithih

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Esai