Feature

Perajin Topeng Barongsai

0
barongsai
FOTO : JIBI/Desi Suryanto/ Harianjogja

STARJOGJA.COM, JOGJA – Martinus Doel Wahab, 86, menyelesaikan pembuatan topeng barongsai di kediamannya di Kemetiran Kidul, Gedongtengen, Jogja, Senin (21/01/2019). Selepas purna tugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 27 tahun silam, ia menekuni pembuatan topeng barongsai dan bujang ganong dari bahan kertas sekaligus mengembangkan kelompok penari Liong dan Barongsai yang ia beri nama Isakuiki.

Dua tahun belakangan ini ia hanya menerima pesanan pembuatan topeng barongsai yang ia hargai Rp 100.000 per buah. Usia beranjak senja membuatnya tidak lagi menari dengan golok besar maupun bendera panji-panji pada atraksi barongsai.

Berdasarkan kepercayaan tradisional masyarakat Tiongkok, singa adalah simbol keberanian, stabilitas, dan keunggulan. Tarian tradisional memakai kostum menyerupai singa disebut pula sebagai barongsai.

Konon, tarian barongsai dilakukan untuk mengusir roh-roh jahat. Monster, hantu, roh-roh jahat seperti Nian (monster) takut dengan suara keras.

Barongsai disebut hadir sejak 1500 tahun silam. Pertunjukan seni ini bermakna untuk mengusir hal-hal buruk yang akan terjadi. Ada beberapa versi sejarah Barongsai. Nian atau monster adalah versi yang paling populer. Alkisah, pada masa Dinasti Qing, di sebuah wilayah di Tiongkok, ada monster yang mengganggu ketenteraman penduduk setempat. Kehadirannya sampai-sampai menimbulkan keresahan dan ketakutan.

Pada saat itu, muncul singa atau Barongsai yang menghalangi monster tersebut. Monster itu kalah dan lari tunggang-langgang. Singa itu pun pergi, meninggalkan penduduk yang sudah merasa aman.

Ternyata, monster itu merasa sakit hati, dan berniat untuk membalas dendam, tetapi masyarakat tidak tahu-menahu. Setelah tahu, masyarakat dilanda panik. Mereka bingung, di mana singa yang dapat mengalahkan monster itu.

Akhirnya, mereka menciptakan kostum Barongsai seperti yang sering kita saksikan saat ini. Monster ketakutan, sekali lagi dia lari ketakutan. Masyarakat berhasil menyingkirkan sang monster.

Hal tersebut mendasari kenapa Barongsai selalu hadir dalam perayaan Imlek. Kini, mengusir monster diibaratkan sebagai mengusir aura-aura buruk.

Suara pukulan simbal, gong, gendang biasanya mengiringi adegan hidup dan aktraktif tarian Barongsai. Masyarakat percaya, tarian singa adalah pertunjukan yang membawa keberuntungan.

Begini Cara Hasilkan Kopi dengan Cita Rasa Nikmat

Previous article

Mieyago Babe Tawarkan Kepedasan Sampai Level 11

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature