News

Sup Sirip Hiu : Gengsi atau Sehat?

0
Sup Sirip Hiu

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Sajian makanan berbahan dasar Sirip Hiu, jamak disajikan pada acara-acara khusus seperti pernikahan atau perjamuan dalam budaya Tiongkok. Salah satu yang paling populer adalah Sup Sirip Hiu, Sup ternama dalam masakan Tionghoa, yang menjadi simbol status sosial si tuan rumah.

Padahal sebetulnya, Sirip Hiu hanya berfungsi untuk memberikan tekstur dalam masakan, sementara rasa Sup datang dari bahan lainnya.

Karena pamornya yang begitu mencorong di kawasan Asia, tidak heran jika di Hongkong bahkan ada sebuah pasar yang memperdagangkan Sirip Hiu.

Menurut Kementerian Pariwisata Hong Kong, pasar hasil laut ini sudah berumur hampir 50 tahun.

Budaya konsumsi

Sidney Cheung, Direktur Centre for Cultural Heritage Studies Chinese University of Hong Kong mengatakan kepada CNN, “Perdagangan hasil laut yang dikeringkan di Hongkong sudah berlangsung sejak tahun 1860-an.”

Sebanyak setengah dari suplai global diketahui dikonsumsi oleh warga Hongkong, negara dengan tingkat konsumsi hasil laut tertinggi ke-2 di Asia, 71.8 kilogram per kapita per tahun. Angka ini 3 kali lebih tinggi dibanding rerata konsumsi dunia menurut data Organisasi Pangan dan dan Pertanian (FAO) PBB.

Pada perayaan Imlek, banyak keluarga yang menyajikan menu-menu istimewa, termasuk yang berbahan dasar Sirip Hiu. Tahun lalu, Hong Kong Shark Foundation menemukan bahwa lebih dari 80% dari 291 menu Imlek adalah sajian tersebut.

Tracy Tsang, Manager WWF-Hong Kong’s Footprint Program mengatakan, “Ada sebuah jargon di tahun 1970-an : ‘Aduk Sirip dengan Nasi”, untuk menegaskan bahwa keluarga tersebut mampu secara ekonomi.”

Tidak heran, karena haga Sirip Hiu bisa sangat mahal. 600 gram-nya dihargai 90 – 7,000 Dolar Hong Kong.

Dampak Ekologi

Dengan kebiasaan tersebut, lebih dari 1 juta ton Hiu ditangkap setiap tahun, yang mengakibatkan hampir 60% populasi Hiu dunia terancam punah. Bahkan spesies Hiu Martil dan Hiu Koboi jumlahnya berkurang hingga lebih dari 90% akibat perdagangan bagian tubuh mereka.

Yvonne Sadovy, Professor School of Biological Sciences University of Hong Kong mengatakan, “Ketika Sirip dipotong, Hiu tidak bisa bergerak, makan atau berenang. Mereka hanya akan kelaparan sampai mati di dasar laut. Hiu membutuhkan Sirip untuk bergerak, mengatur keseimbangan dan bahkan untuk beberapa spesies tertentu, membantu bernafas.”

Sebagai penguasa puncak rantai makanan, Hiu memegang posisi kunci sebagai penyeimbang ekosistem. Ketiadaannya, menyebabkan perubahan perilaku dan kekacauan.

Baca juga : Polisi Naiki Hiu Paus Viral Di Media Sosial

Dampak kesehatan

Daging Hiu sebetulnya mengandung sangat banyak racun, Merkuri, Timbal dan Arsenik yang melebihi ambang batas aman untuk dikonsumsi.

Methylmercury, bentuk paling beracun dari Merkuri, misalnya. Racun ini menimbulkan kerusakan sistem syaraf, utamanya perkembangan Otak. Konsumsi kadar tinggi, memberikan pengaruh buruk terhadap Otak janin, mempengaruhi indera pengelihatan, pendengaran, koordinasi Otot dan daya ingat pada usia dewasa.

Jadi bagaimana? Masih mau mengkonsumsi sajian Sirip Hiu?

Gengsi atau sehat?

Bayu

Penghapusan Penggunaan SKTM Penerimaan Siswa Baru Perlu

Previous article

Ribuan Guru Tunisia Picu Orang Tua Siswa Demo

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News