Kab Sleman

Penambangan Pasir Gunung Merapi di Tengah Erupsi

0
penambang pasir
Aktifitas Penambangan Pasir Merapi ( FOTO : Kanzun)

STARJOGJA.COM, Sleman – Penambangan pasir Gunung Merapi masih beraktivitas di tengah aktivitas gunung api itu. Penambangan pasir Gunung Merapi di dekat hulu Sungai Gendol hingga saat ini masih terus berjalan.

“Sampai saat ini kegiatan penambangan masih berlangsung, kalau rasa takut memang ada juga. Tetapi saya kan tetap harus bekerja untuk menafkahi keluarga,” kata Yudi (36) pekerja penambang pasir kepada Antara Selasa (12/2/2019).

Setiap pekerja penambang pasir mengaku masih berada di jarak aman. Sebab sesuai rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) jarak aman 3 KM dari puncak gunung Merapi.

Baca Juga : Lokasi Penambangan Emas Gunung Kukusan Masuk Daerah Rawan Bencana

“Selama ini jarak luncuran guguran lava Merapi paling jauh juga sekitar 1,5 kilometer. Semoga saja tidak melebihi tiga kilometer,” katanya.

Yudi mengatakan warga sekitar di Dusun Manggong, Kepuharjo Cangkringan menyatakan lokasi penambangan berjarak sekitar empat kilometer dari puncak Gunung Merapi. Warga sekitar lereng Merapi menggantungkan hidup dari hasil tambang pasir ini dengan risiko yang besar.

“Hasilnya hanya cukup untuk beberapa hari, kalau tidak menambang malah tidak dapat apa-apa,” katanya.

Sedangkan seorang pengemudi truk angkutan pasir Eko Wahyu (21) warga Karanganyar, Klaten, Jawa Tengah mengaku was-was dengan aktivitas Merapi saat ini.

“Sebenarnya was-was juga dengan kondisi saat ini, namun mau bagaimana lagi, pasir yang bagus hanya di Merapi,” katanya.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Joko Lelono mengatakan pihaknya telah memasang “early warning system’ (EWS) sebanyak 20 unit di alur Sungai Gendol. EWS ini bertujuan untuk memberikan tanda adanya bahaya kepada masyarakat sekitar dan aktivitas di penambangan pasir Gunung Merapi.

“Ada 20 unit EWS di lereng Merapi, jaraknya setiap dua kilometer,” katanya.

Joko mengatakan, untuk membunyikan EWS tidak bisa sembarangan karena ada prosedurnya.

“Seperti banjir lahar hujan, itu tidak bisa kalau puncak hujan langsung dibunyikan, dilihat dulu potensinya sampai bawah tidak,” katanya.

Ia mengatakan, BPBD Sleman tetap mengingatkan kepada masyarakat yang beraktivitas di Sungai Gendol agar berhati-hati ketika terjadi hujan.

“Sebab bajir lahar hujan potensinya tetap ada,” katanya.

Pameran Naskah Keraton Yogyakarta Tandai 30 Tahun Sultan Bertahta

Previous article

Jogja Heboh 2019 Jadi Penarik Wisatawan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman