Kab Sleman

Pemilu Tidak Menjamin Pemerintahan Demokratis

0
Pemilu
Pemilu Informatif di UGM (humas UGM)

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Informasi yang disampaikan ke masyarakat saat masa Pemilu harus bisa dipertanggungjawabkan. Dosen Fakultas Filsafat UGM Agus Wahyudi mengatakan informasi yang bertanggung jawab ini agar penghelatan pemilu 2019 semakin lebih baik dan berkualitas.

Pemilu sebagai agenda lima tahunan ini menurutnya, tidak selalu menjamin terpilihnya pemerintahan yang demokrastis.

“Pemerintah otoritarian juga rutin melaksanakan pemilu namun pemenangnnya selalu bisa ditebak, kita pernah mengalaminya di masa Orde Baru dulu,” katanya seperti rilis yang diterima Starjogja.com Rabu (20/2/2019).

Baca Juga : Desa Anti Politik Uang Diluncurkan Untuk Pemilu Berintegritas

Menurut Agus seluruh elemen dan kelompok masyarakat sipil harus ikut mengawasi pelaksanaan pemilihan umum kali ini. Bahkan generasi muda yang memiliki hak suara menurutnya harus menggunakan hak pilihnya.

“Dalam demokrasi itu, kita yang paling tahu akan diri kita sendiri sehingga setiap orang diberi hak untuk menentukan suaranya dalam pemilihan umum,” katanya.

Agus mengatakan pemilihan umum merupakan media pertarungan antara nilai dan referensi dari masyarakat pemilih. Komisioner Komisi Informasi Pusat RI Romanus Ndau mengajak generasi millenial menggunakan hak pilihnya dalam memilih calon pemimpin yang lebih baik sesuai kriteria.

“Kriterianya apakah ia cerdas, berani, dan bertanggungjawab. Kalo soal agama, biarlah itu urusan calon pemimpin dengan Tuhannya,” katanya.

Romanus mengatakan pemilihan umum kali ini harus lebih baik dibanding dengan pemilihan umum sebelumnya. Masyarakat bisa menggunakan hak pilihnya dengan sebaik-baiknya.

“Kita ingin pemilihan umum sekarang ini lebih baik dari pemilu 2014 lalu, kalau lebih jelek maka itu tragedi kita semua, termasuk tragedi bagi kaum milenial, maka bukalah informasi seluas-luasnya,” katanya.

Tenaga Ahli Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Kemenkominfo, Hendrasmo menuturkan banyak negara yang tertaih-tatih membangun demokrasinya karena terjadinya kudeta militer. Proses demokratisasi juga bisa melahirkan pemerintahan yang tidak demokratis seperti Amerika Serikat.

“Demokrasi bisa mati karena kudeta namun bisa mati karena salah pilih orang sehingga harus hati-hati dalam memilih karena demokrasi itu sendiri rapuh,” ujarnya

Uber Rugi Miliaran Dolar Jelang IPO

Previous article

Penari UII Raih Juara Umum Interfolk Festival 2019

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman