Kota Jogja

Kota Yogyakarta Didorong Jadi Contoh Pemilu Damai

0
contoh pemilu damai

STARJOGJA.COM, Yogyakarta – Ketua Komisi A DPRD Provinsi DIY dari Fraksi PDI Perjuangan Dapil Yogyakarta Eko Suwanto mendorong Kota Yogyakarta mampu menjadi contoh pemilu damai bagi berbagai daerah lain di Indonesia.

“Saya percaya, masyarakat Yogyakarta itu senang damai. Kita ingin Yogyakarta, khususnya Kecamatan Mergangsan, menjadi model percontohan pemilu yang rukun, senantiasa mengedepankan musyawarah, rukun di darat damai di udara,” kata Eko di Pendapa Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta kepada Antara, Minggu (3/3/2019).

Menurut Eko, Kota Jogja harus jadi contoh pemilu damai sebab sejatinya memang harus diupayakan digelar secara damai. Sebab seusai pemungutan suara, masyarakat tetap menjalin hubungan sosial sehari-hari seperti sediakala.

Baca Juga : Lawan Hoax, Masyarakat diajak Jaga Jogja Yang Adem Ayem Tentrem

“Tetangga orangnya tetap sama, tidak lantas berganti orang lain, teman arisan juga tetap sama seperti sebelum coblosan digelar. Karena kalah coblosan lantas pindah ke luar kota. Teman arisan dicoret. Tidak seperti itu ‘kan,” kata dia.

Menurut dia, rumus sederhana menciptakan hidup damai adalah sedapat mungkin mengurangi perasaan gelisah. Salah satu caranya bersikaplah bijak saat menggunakan media sosial (medsos).

“Gunakan internet dengan akal sehat disertai hati nurani. Jika sedang marah, detik itu juga HP langsung dimatikan saja. Makin banyak menikmati medsos maka hati makin gelisah,” katanya.

Eko Suwanto juga berbagi tips menyikapi beredarnya hoaks. Salah satunya dengan melaporkan berita tersebut ke polisi seperti yang dilakukanGubernur DIY Sultan HB X.

“Jika menerima informasi hoaks, fitnah, atau ujaran kebencian, langsung dihapus atau laporkan ke polisi dan bisa dijerat dengan UU ITE,” katanya.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Komunikasi dan Informatika DIY Rahmat Sutopo menyebutkan berdasarkan hasil riset, sekitar 82 persen hoaks disebar dari Facebook. Selama ini medsos menjadi perhatian Pemprov DIY karena faktanya selain pengguna internet jumlahnya sangat banyak, pertumbuhannya juga sangat masif. Untuk menyikapi hoaks, fitnah, maupun ujaran kebenciaan, menurut Rahmat, masyarakat bisa menerapkan filosofi masyarakat Jawa, yaitu “aja gumunan” dan “aja kagetan” (jangan mudah kagum dan jangan latah).

“Intinya jangan kagetan dan gumunan. Jangan sampai jari kita lebih cepat dari otak kita,” katanya.

Peningkatan Aktivitas Gunung Merapi Dinilai masih Aman

Previous article

Mantan Kapten PSIM Jogja Batal Pensiun

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja