Kab Gunungkidul

Akhir Bulan ini Anggaran Bantuan Air Bersih Habis

0
bantuan air bersih
Wakaf Sumur ACT Urai Permasalahan Air Bersih di Gunungkidul

STARJOGJA.COM, Info – Akhir bulan ini anggaran bantuan air besih yang milik BPBD Gunungkidul Rp530 juta kian menipis karena diperkirakan habis di akhir bulan ini.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki, mengatakan anggaran dropping sebesar Rp530 juta digunakan untuk penyaluran sebanyak 2.000 tangki air ke masyarakat yang mengalami kekeringan.

Hingga Senin (9/9/2019), anggaran yang dimiliki hampir habis karena dari target 2.000 tangki sudah terlaksana sebanyak 1.560 tangki.

Baca Juga : Ada 4 Kecamatan di Gunungkidul Sudah Dropping Air

“Anggaran kami tinggal 440 tangki dan diperkirakan bertahan hingga akhir bulan. Apalagi saat ini memasuki puncak musim kemarau,” kata Edy saat ditemui di ruang kerjanya, Senin.

Meski anggaran yang dimiliki sudah menipis, Edy mengaku tidak khawatir karena masih memiliki anggaran cadangan dalam dana tak terduga. Namun untuk mengakses dana ini, BPBD Gunungkidul harus meningkatkan status menjadi darurat kekeringan.

“Belum kaki tetapkan [Darurat kekeringan] karena anggarannya belum habis,” katanya.

Edy menjelaskan untuk bantuan air bersih ke masyarakat tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah seperti BPBD maupun dari pemerintah kecamatan. Di dalam pelaksanaan ada bantuan dari masyarakat maupun dari program corporate social responsibility (CSR) milik perusahaan. Dia menuturkan untuk penyaluran dari pihak ketiga sudah mencapai 2.000 tangki.

“Sudah banyak bantuan yang masuk dan bantuan itu sangat membantu BPBD dalam mengatasi kekeringan. Yang jelas kami berharap agar pemberi bantuan bisa berkoordinasi dengan BPBD agar bantuan dapat tepat sasaran,” katanya.

Bantuan air bersih yang dilakukan swasta, salah satunya dari PT Sports Glove Indonesia. Di dalam program CSR, perusahaan ini menyerahkan bantuan air sebanyak 250 tangki.

“Untuk tahap awal kami serahkan ke warga di Dusun Ploso Doyong, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari. Lokasi ini kami pilih karena ada karyawan kami yang berasal dari sana dan kebetulan juga mengalami krisis air,” kata Waljito, CSR PT SGI, Senin.

Salah seorang warga Dusun Ploso Doyong, Adi Sugito, mengaku senang dengan adanya bantuan air bersih. Pasalnya, meski sudah ada jaringan instalasi air saat kemarau seringkali macet.

“Bisa untuk stok saat kemarau karena air dari PDAM sering macet,” katanya.

Kenapa Ada Sembilan Desa Wisata di Bantul “Sakit”

Previous article

Dosen Universitas Diponegoro Semarang Tolak RUU KPK

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *