Flash Info

Arti Celana Cingkrang yang Salah Kaprah

0
celana cingkrang

STARJOGJA.COM, Info – Pakar Bahasa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Hilmi Akmal angkat bicara mengenai polemik larangan celana cingkrang dan cadar oleh Menteri Agama Fachrul Razi. Hilmi mengatakan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti celana cingkrang memiliki arti terlalu pendek, tapi masyarakat dan Menteri Agama sudah salah kaprah menilai celana cingkrang tersebut.

“Jadi bila celana cingkrang itu dimaknai sebagai celana panjang yang ujungnya menggantung di atas mata kaki, maka itu tidak dapat dibenarkan bila melihat definisi dari KBBI,” tuturnya kepada Bisnis, Sabtu (2/11).

Baca Juga : Wacana Soal Cadar Menurut PBNU

Menurutnya, makna celana cingkrang yang paling tepat ditafsirkan itu sebagai celana yang terlalu pendek. Bahkan, dia menilai celana cingkrang itu lebih pendek lagi dari celana pendek.

“Mungkin di dalam dunia fesyen itu disebut dengan celana hot pants atau celana pendek yang ujungnya semakin jauh di atas lutut dan mendekati area (maaf) selangkangan,” katanya.

Hilmi menegaskan bahwa tidak ada satupun orang yang terpapar radikalisme menggunakan celana hot pants sepanjang sejarah radikalisme di Tanah Air.

“Apa ada orang yang terpapar radikalisme itu pakai celana hot pants yang terlalu pendek alias celana cingkrang itu, saya rasa tidak pernah ada,” ujarnya.

Bahkan, menurutnya, ada juga beberapa orang yang menyebutkan celana yang menggantung di atas mata kaki itu sebagai celana sirwal. Namun, Hilmi menegaskan hal itu belum tepat, karena sirwal sendiri adalah bahasa Arab untuk celana dari kata awalnya sirwalun.

“Jadi celana sirwal ya artinya celana celana. Itu menggelikan maknanya,” tutur Hilmi.

Dia menyarankan agar Pemerintah menggunakan bahasa celana suro (sunnah rosul) untuk celana yang menggantung di atas mata kaki. Bukan lagi celana cingkrang, karena maknanya sangat jauh berbeda.

“Menurut saya, karena celana model seperti itu mengikuti sunah Rasulullah dalam berpakaian, mengapa tidak disebut saja sebagai celana suro, celana sunnah rosul,” sarannya.

Extreme Meriahkan JogjaROCKarta #3

Previous article

UMY dan Kemenkes Luncurkan Program Kampus Sehat

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info