NewsNusantara

BATAN Berhasil Perbaiki Kualitas Varietas Padi Rojolele

0
sekam padi
Ilustrasi Panen Padi

STARJOGJA.COM, JAKARTA. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) berhasil memperbaiki varietas padi Rojolele. Dari proses ini hadir varietas Rojolele Srinuk dan Rojolele Srinar yang punya banyak keunggulan.

Kepala PAIR, Totti Tjiptosumirat mengatakan, keberhasilan ini merupakan komitmen BATAN dalam memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai, khususnya di bidang pertanian. Selain itu, keberhasilan ini dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemanfaatan teknologi nuklir tidak hanya untuk senjata dan energi saja, melainkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.

“Hasil perbaikan varietas padi lokal Rojolele ini merupakan suatu bukti komitmen BATAN dalam memanfaatkan teknik nuklir untuk kesejahteraan masyarakat. BATAN membuktikan jika teknologi nuklir dapat dimanfaatkan di bidang lain, seperti pangan,” jelas Totti.

Sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas melakukan penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan iptek nuklir, Totti menegaskan, BATAN mempunyai peran penting di bidang pertanian yakni dalam menghasilkan varietas unggul dengan memanfaatkan teknologi nuklir. Meskipun banyak varietas padi lain, namun varietas padi mutan BATAN diharapkan menjadi varietas unggul dan disukai oleh masyarakat, dan dapat mendukung program ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA : Batan Perkenalkan Teknologi Nuklir Untuk Kesehatan

Sementara itu, Peneliti BATAN, Sobrizal menceritakan penelitian terhadap varietas Rojolele ini dimulai sejak tahun 2013. Masyarakat Klaten meminta agar BATAN dapat memperbaiki varietas Rojolele yang sangat disukai oleh masyarakat.

“Penelitian ini berawal ketika beberapa orang personil Pemerintah Kabupaten Klaten dan anggota DPRD berkunjung ke PAIR pada awal 2013,” kata Sobrizal.

Setelah dilakukan perbaikan terhadap varietas Rojolele dengan radiasi sinar gamma pada dosis 200 Gy, dihasilkan varietas baru yakni Rojolele Srinuk dan Rojolele Srinar yang lebih unggul. Dua varietas ini lebih unggul dibandingkan dengan induknya karena mempunyai umur lebih pendek yakni kurang dari 120 hari , sedangkan umur induknya mencapai 155 hari.

“Tinggi tanaman sekitar 105 cm sehingga tidak mudah rebah, sedangkan induknya 155 cm yg selalu rebah sebelum panen karena terlalu tinggi,” tambahnya.

Sobrizal mengaku, kedua varietas ini mempunyai ketahanan hama penyakit lebih baik dan produksinya lebih tinggi mencapai 9 ton/ha bila dibandingkan dengan induknya yang hanya mencapai 7 ton/ha.

” Mutu fisik beras dan mutu organoleptik terait rasa nasi, aroma sama kok ! Malah cendrung lebih baik dibandingkan induknya,” tegasnya.

Vape di Amerika Dijual untuk Usia Diatas 21 Tahun

Previous article

Satpol PP Sleman Bongkar Reklame Tak Berizin

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News