Kab Kulonprogo

Perdana, Simulasi Trekking Destinasi Wisata Madigondo

0
Trekking Wisata Madigondo
Trekking Wisata Madigondo (Beny Susanto)

STARJOGJA.COM, Info – Pusat Studi Pembangunan dan Transformasi Masyarakat (PSPTM), Fakultas Bisnis, Universitas Kristen Duta Wacana bekerja sama dengan Yayasan Griya Jati Rasa dan Koperasi Konsumen Griya Jati Rasa menyelenggarakan simulasi trekking destinasi wisata Madigondo perdana pada tanggal 9 Januari 2020. Simulasi Objek Wisata Trekking Madigondo, Kulonprogo, pariwisata menjadi andalan Indonesia dimana pemerintahan presiden Jokowi mencanangkan pembukaan Bali baru. Kawasan Strategi Pariwisata (KSP) Borobudur menjadi bagian dari 10 KSP nasional.

“Perluasan pariwisata KSP Borobudur memberikan dampak terhadap pengembangan pariwisata di daerah sekitarnya. Di daerah Istimewa Yogyakarta, kecamatan Samigaluh merupakan salah satu dari perluasan pelintasan pariwisata dari Bandara Internasional Yogyakarta menuju Borobudur,” kata Beny Susanto Ketua Koperasi Griya Jati Rasa.

Kegiatan pemberdayaan wisata ini melibatkan kelompok sadar wisata Madigondo. Trekking ini mengangkat perjalanan pembelajaran tentang alam perbukitan Menoreh yang indah, keunggulan produk kopi dan tanaman-tanaman penyangga ekosistem bumi sekaligus menampaki pelintasan sejarah dari Pangeran Diponegoro dan Nyi Ageng Serang.

Baca Juga : Desa Wisata Sangurejo Tawarkan Belajar Jemparingan di Tepi Telaga

“Keragaman alam dari bukit Menoreh, kekayaan sejarahnya adalah potensi untuk menguatkan keragaman budaya serta spiritualitas masyarakat yang terlihat dalam situs-situs ritual setempat seperti goa Maria Watu Tumpang,” katanya.

Membayar hanya Rp 200.000 per orang, satu tim yang minimal terdiri dari 10 orang bisa mengenal alam, sejarah budaya, sekaligus menggali perjalanan spiritualitas Indonesia yang beragam. Memakan waktu kurang lebih 5 jam, peserta trekking disajikan makanan dan minuman olahan kuliner tradisional yang unik.

“Kehangatan kopi Menoreh menyambut peserta di warung kopi bu Marwiyah. Di sini peserta diberikan topi dan tongkat untuk memulai trekking,” katanya.

Program ini difasilitasi oleh Tutun Seliari sebagai dosen Arsitektur dan Desain dari Universitas Kristen Duta Wacana yang mendamping kelompok sadar wisata Madigondo untuk menggali potensi pariwisata dan secara bersama melalui workshop beberapa kali memetakan perjalanan trekking. Farsijana Adeney-Risakotta sebagai Investigator Program Samigaluh Tanggap Globalisasi dalam sambutannya membuka kegiatan perdana ini mengharapkan adanya pengembangan kegiatan yang terus akan dilakukan untuk melibatkan setiap rumah yang dilewati dalam trekking tersebut.
“Warga bisa membuat kerajinan, makanan olahan untuk dapat dibeli sebagai oleh-oleh bagi wisatawan,” katanya.

BMKG Perkirakan Puncak Hujan Terjadi Pada Januari dan Februari

Previous article

Film Dokumenter Nyanyian Akar Rumput Tayang di 15 Bioskop

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *