JogjaKUNewsUniknya Jogja

Cover Lagu di Youtube Jadi Trend di Jogja

0

STARJOGJA.COM, JOGJA. Cover lagu di Youtube jadi trend di Jogja. Fenomena ini seiring dengan meledaknya popularitas Youtube. Memasuki tahun 2011 platform youtube mulai banyak dikenal orang.

Dalam perkembangannya, muncul berbagai macam konten di Youtube, termasuk trend video yang isinya meng-cover lagu milik musisi band atau penyanyi aslinya. Tak hanya untuk mereka yang bertalenta musik dan serius menjalani profesi musik secara profesional saja, namun banyak kalangan umum ikut merespon kehadiran Youtube dengan membuat video konten berupa cover lagu. Di kota Yogyakarta, trend meng-cover lagu di youtube juga terjadi bahkan berkembang pasat .

 

Fenomena ini selanjutnya menjadi inspirasi bagi seorang warga Jogja bernama Brian, untuk kemudian membentuk usaha yang bertujuan melayani dan memfasilitasi orang-orang yang ingin membuat video cover lagu.  Antara lain jasa recording, mixing , mastering untuk audio, dan sekaligus pembuatan video.

Baca juga : Sound of Souls Manjakan Penikmat Musik Jogja

Menurut Brian, usaha yang telah berdiri sejak 2015 ini sebenarnya juga bisa dikatakan perkembangan dari bisnis studio musik yang dulu sudah banyak bermunculan.

“Jika dahulu studio musik fokus untuk latihan, sewa alat, dan beberapa melayani kebutuhan recording, maka usaha baru ini hanya khusus studio untuk recording audio dan sekaligus merekam video,” jelas Brian.

Studio yang berada di Wiyoro – Banguntapan Bantul ini diberi nama  Cover Studio.

Bisa ditebak, bisnis jasa ini langsung disambut oleh mereka warga Yogyakarta,  khususnya penghoby musik, yang ingin membuat konten video cover lagu. Dari pengakuan Brian, sudah lebih dari 1000 orang yang datang ke studio miliknya. Dari hasil pengamatan tersebut, Brian mengakui mulai melihat fakta lain. Setidaknya dari fakta 1000 orang tadi, menunjukkan ternyata orang-orang Jogja dan sekitarnya sudah berani untuk show off dihadapan publik melalui hobby nya. Menurut Brian hal itu sudah merupakan fakta yang menggembirakan.

Kemudian khusus untuk yang punya kemampuan atau bertalenta bagus, Brian menyadari bahwa sejak fenomena cover muncul,  mereka jadi  terlihat. Mungkin sebenarnya dulupun sudah ada, tapi hanya belum ada kesempatan untuk  unjuk kebolehan, tambah Brian. Dari 1000 orang lebih yang datang, Brian menerangkan, 40% dari mereka punya talenta bagus. Dengan adanya trend meng cover lagu, kini mereka bermunculan.

” Ternyata, di kota Jogja banyak potensi, banyak bibit baru dengan talenta bagus dalam bernyanyi dan layak di nasionalkan,”  terang Brian.

Saat ditanya apa saja yang menjadi motif atau menggerakkan mereka, hingga kemudian memutuskan membuat cover lagu, Brian menjelaskan, dari hasil survei dan pengamatannya, maka dapat disimpulkan, pertama adalah mereka punya hobi menyanyi namun tidak punya waktu serta kemampuan, dan sekaligus juga alat untuk membuat video cover sendiri.

Kemudian kedua, mereka ingin aktualisasi diri dan eksis, sesuai kemampuan bermusik  sendiri- sendiri. Kemudian yang ketiga, keinginan untuk bekerja di bidang musik. Disini maksudnya tidak hanya terkait mengenai uang yang didapat atau dari sisi monetising-nya. Menururt Brian, dengan sering menampilkan video secara kontinue,  maka akan semakin dikenal. Selanjutnya karena dikenal, akhirnya akan menimbulkan demand atau permintaan dari publik kepada orang yang bersangkutan terkait bidang musik yang dibawakan itu. Berikutnya, yang ke-empat mereka menginginkan semacam katalog anak, atau dokumentasi perkembangan anak dalam bentuk video, untuk bisa dilihat lagi di masa mendatang. Kebanyakan adalah para orang tua yang ingin mengabadikan anaknya.

Selanjutnya, apakah hanya mereka yang ingin meng-cover (menyanyikan) lagu orang lain saja yang sering datang ke Cover Studio? Brian menambahkan, mereka yang datang dengan karya sendiripun tidak sedikit. Untuk itu,  studio miliknya selain recording, mixing dan mastering, juga melayani untuk arrangement, editing, serta balancing. Disini nantinya akan ada proses ‘berkarya” dan mungkin akan melibatkan seorang music director. Dengan demikian dari sisi treatment juga akan berbeda.

” Ada paket khusus untuk untuk layanan ini karena akan banyak membutuhkan upaya dan tentu biaya yang berbeda pula,” terangnya.

Berbicara mengenai kemudahan mendapatkan (membeli) alat-alat recording audio dan video, sekaligus tutorial penggunaan-nya di era saat ini, tentu tidak sulit lagi dan sangat memungkinkan orang awam bisa belajar dan akhirnya melakukan teknik recording sendiri di rumah.

Menanggapi fakta ini Brian menjelaskan, bisa jadi banyak orang yang mampu beli dan menjalankan piranti audio visual recording di zaman ini. Namun dirinya tidak merasa ada persaingan. Sebab persoalannya, ada pada sisi teknis dan ilmunya. Brian tetap optimis dan percaya bahwa studionya mempunyai ilmu, teknik, dan perlakuan yang beda.

” Kualitas akan berbeda ketika di lakukan oleh SDM yang sudah punya jam terbang tinggi di bidangnya, ” lanjutnya.

Selain mengenai teknik, SDM dan ilmu, faktor yang lain adalah mengenai waktu. Artinya, walau memungkinkan membeli alat recording sendiri, namun tetap ada juga yang tidak punya waktu banyak untuk melakukan itu. Menurut Brian, ketiadaan waktu menjadi alasan orang tetap datang ke studio. Tidak setiap orang mempunyai waktu yang luang untuk “mengulik” satu persatu rangkaian proses recording ini, disela-sela kesibukan mereka sehari-hari.

Waktu di studio sudah semakin siang.  Hari itu banyak kegiatan take di Cover Studio.  Salah satunya adalah penyanyi Jogja yang sudah sejak pagi datang untuk memulai rekaman. Saya kemudian berkesempatan melihat-lihat proses rekaman di studio dan izin untuk  mengambil gambar. Karena tak ingin mengganggu,  maka  wawancara ini pun berakhir dengan menikmati jamuan yang telah disediakan,  sebelum akhirnya saya-pun  pamit.

REP : SATRIA AGNI

Jika Padat , Lalu Lintas Jlagran Akan Dialihkan

Previous article

Ramai Video Balapan Liar di Underpass YIA

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in JogjaKU