Health

Pasien Positif Corona Tak Jujur saat Diperiksa 7 Isolasi

0
Nakes Bantul
Tenaga medis bekerja di tenda dan bangunan darurat yang dibuat untuk membantu sistem perawatan kesehatan di kawasan rumah sakit di Brescia, Italia, Jumat (13/3/2020). Penyebaran wabah virus corona (Covid-19) di Italia cukup signifikan dengan pertumbuhan jumlah kematian pasien yang mencapai 14 persen. Bloomberg - Francesca Volpi

STARJOGJA.COM, Info – Berbohong akan membawa dampak yang signifikan bagi kehidupan. Seperti pasien positif Corona yang tak jujur saat diperiksa sepulang dari Italia, tujuh dokter dan perawat di Rumah Sakit Paru (RSP) Ario Wirawan terpaksa menjalani Isolasi.

Awalnya, pasien itu tidak mengakui dirinya baru kembali dari Eropa setelah melakukan perjalanan ke Italia. Padahal kini dia menjadi pasien ketiga yang terkonfirmasi positif Covid-19. Ketujuh tenaga kesehatan itu terdiri atas dokter dan perawat. Karantina dimulai Selasa (14/4/2020) di Rumah Dinas Sekretaris Daerah (Sekda) Salatiga, Jl Seruni Kota Salatiga. Pemusatan karantina dilakukan untuk memudahkan pemantauan kondisi kesehatan mereka.

Wali Kota Salatiga, Yuliyanto, membenarkan kasus pasien corona yang berbohong itu dan menyebabkan tujuh tenaga kesehatan dikarantina. Saat ini kondisi mereka terpantau sehat.

Baca Juga : Bertambah 282, Kasus Positif Corona Menjadi 4.839

“Sesuai protokol karantina akan dilakukan selama 14 hari,” ujar dia, Selasa (14/4/2020). Karantina dilakukan untuk memutus mata rantai persebaran virus corona.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga, Siti Zuraidah, mengatakan tujuh dokter dan perawat RSPAW yang diisolasi itu kini berstatus orang tanpa gejala (OTG). Klasifikasi itu diberikan karena mereka pernah berkontak erat dengan pasien positif Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala.

Berdasarkan penelusuran Dinas Kesehatan Salatiga, hingga Selasa total ada 47 OTG yang berkontak dengan pasien ketiga corona yang bohong itu. Tujuh orang di antaranya adalah tenaga kesehatan.

Zuraidah menyayangkan sikap pasien yang tidak jujur atau berbohong sejak pemeriksaan awal di RSPAW Salatiga. Dia tidak pernah mengatakan baru kembali dari Eropa sehingga dokter dan perawat tidak sadar sedang berkontak dengan pasien terinfeksi corona.

Dari Italia

Informasi bahwa pasien sempat pergi ke Italia dan Bali justru didapatkan dari sang anak. Padahal dua wilayah itu menjadi kawasan penularan Covid-19. Karena pasien itu berbohong soal risiko terpapar corona, dokter dan perawat RSPAW Salatiga yang menanganinya di awal tak mengenakan APD lengkap.

“Yang membuat kita repot kalau tidak jujur itu,” imbuh Zuraidah.

Pasien ketiga itu merupakan perempuan 62 tahun. Dia terkonfirmasi positif Covid-19 pada Senin (13/4/2020) setelah hasil tes laboratorium keluar. Sebelumnya dia sempat ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

Kasus pasien corona berbohong di RSPAW Salatiga bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Sebelumnya, seorang pasien di RSUD Purwodadi juga tidak jujur tentang riwayatnya yang baru pulang dari Hong Kong.

Sementara itu, pasien positif ketiga di Salatiga ini tidak berhubungan dengan dua pasien sebelumnya. Artinya, dia berasal dari klaster yang berbeda dengan pasien positif kedua yang sempat menjalin kontak dengan pasien positif pertama. Pasien positif pertama merupakan seorang dosen Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga.

Sumber : Solopos.com

UGM Produksi Viral Transport Medium untuk Uji Covid-19

Previous article

Tingkat Kematian Indonesia Lebih Tinggi dari Amerika

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health