News

Menkeu Berhitung Dampak Ekonomi karena Corona

0
Penerimaan negara 2022
Menkeu (istimewa)

STARJOGJA.COM, Info – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2020. Pemerintah pusat masih harus mengkaji atau berhitung kembali dampak kerugian ekonomi akibat penerapan PSBB ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan DKI Jakarta dan sekitar (Bodetabek) memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumsi nasional.

Tidak hanya konsumsi,Jabodetabek juga kontributor besar terhadap investasi, ekspor, dan impor. Namun, Sri Mulyani menegaskan PSBB tidak akan mempengaruhi arus barang.

“PSBB tidak akan ada halangan bagi arus barang, bahan baku dan bahan pokok akan tetap jalan,” tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Jumat (17/4/2020).

Baca Juga : Inggris Ikut Menyelidiki Asal Usul Corona dari lab China

PSBB, lanjut Sri Mulyani, akan terus pantau supaya dampaknya tidak besar terhadap perekonomian. “Tapi PSBB memang akan mengurangi konsumsi dan investasi akan slowing down,” ungkap Sri Mulyani.

Banyak PHK

Meningkatnya aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat mewabahnya virus corona makin tak terhindarkan. Hal ini tak lepas dari turunnya aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat setelah mewabahnya virus tersebut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan salah satu indikator yang menunjukkan adanya peningkatan PHK tersebut adalah meingkatnya pembayarah pahak penghasilan (PPh) pasal 21 untuk Jaminan Hari Tua.

Berdasarkan laporan yang diterima Sri Mulyani, pembayaran PPh 21 pada Maret 2020 naik 10,12 persen dibandingkan dengan Maret 2019.

“Indikator ini bukan berarti baik karena ada kenaikan pembayaran PPh 21. [Indikator] Ini diasosiasikan dengan PHK. Ini pertumbuhan tertinnggi selama kuartal I/2020,” katanya.

Adapun, sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa lebih dari 2,8 juta orang telah mengalami PHK. Dari jumlah tersebut pekerja formal yang dirumahkan mencapai 212.394 orang. Sementara pekerja formal yang dirumahkan baik digaji maupun tidak digaji mencapai 1,20 juta orang.

CORE Indonesia dalam laporannya memprediksi wabah Covid-19 yang saat ini terus mengalami eskalasi akan menciptakan peningkatan jumlah pengangguran dalam skala besar.

Dalam beberapa pekan terakhir, gelombang Penghentian Hubungan Kerja (PHK) semakin merebak di sejumlah sektor, mulai dari sektor manufaktur hingga sektor jasa seperti pariwisata, transportasi, perdagangan, konstruksi, dan lain-lain.

Ekonom CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto dan Muhammad Ishak dalam siaran persnya menjelaskan saat ini kondisi sebagian perusahaan hanya mampu membayar separuh dari gaji karyawannya.

Jika pandemi ini berlangsung lebih lama, akan ada potensi lonjakan jumlah pengangguran yang sangat tinggi dalam tahun ini.

Dalam hal ini, CORE Indonesia memperkirakan peningkatan jumlah pengangguran terbuka pada triwulan II 2020 dalam tiga skenario.

Potensi tambahan jumlah pengangguran terbuka secara nasional mencapai 4,25 juta orang dengan skenario ringan, 6,68 juta orang dengan skenario sedang, dan bahkan hingga 9,35 juta orang dengan skenario berat.

Penambahan jumlah pengangguran terbuka terjadi terutama di pulau Jawa, yaitu mencapai 3,4 juta orang dengan skenario ringan, 5,06 juta orang dengan skenario sedang dan 6,94 juta orang dengan skenario berat.

Sumber : Bisnis

Kemenag Siapkan Skenario jika Haji Dibatalkan

Previous article

Kesadaran Pencegahan Corona Rendah, Dinsos Sosialisasi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in News