Health

Kisah Menjaga Rahasia Kesehatan Pemimpin Korea Utara

0
provokasi korea utara
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melambai dari kereta saat ia berangkat ke pertemuan puncak di Hanoi, di Pyongyang, Korea Utara dalam foto ini yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara pada 23 Februari 2019. - Reuters

STARJOGJA.COM, Info – Informasi pemimpin Korea Utara yang dikabarkan kritis usai operasi membuat heboh dunia. Walaupun kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini.

Sebagai seorang perokok berat, dan dengan pandemi virus corona (Covid-19) yang sedang menghancurkan dunia, rasanya tak akan terlalu mengejutkan jika sesuatu tiba-tiba terjadi pada Kim Jong-un.

Seperti pendahulunya, kondisi kesehatan pria muda berusia 36 tahun tersebut adalah salah satu rahasia negara yang paling dijaga ketat, yang biasanya hanya diketahui oleh segelintir orang dalam lingkaran kepemimpinan.

Ketika kakeknya, Kim Il Sung, meninggal pada tahun 1994, Korut merahasiakannya selama hampir dua hari untuk mengatur suksesi.

Hal serupa terjadi pada tahun 2011, ketika kematian ayah Kim Jong-un, Kim Jong Il, baru diumumkan dua hari setelah wafat tanpa diketahui dunia luar. Fakta ini dituliskan oleh Thae Yong Ho, mantan pejabat kedutaan Korea Utara, yang membelot ke Korea Selatan pada tahun 2016, dalam bukunya.

“Proses suksesi setelah kematian kedua pemimpin tersebut menunjukkan bahwa kematian Kim [Jong-un] yang mendadak sangat kecil kemungkinan akan mengubah sistem politik Korea Utara,” ujar Kwon Eun-min, seorang pengacara di Kim & Chang, salah satu firma hukum paling terkemuka di Korea Selatan.

“Kemampuan pemeriksaan internal di Korea Utara terbukti lebih kuat dari yang dibayangkan dunia luar,” tambahnya, seperti dilansir melalui Bloomberg, Rabu (22/4/2020).

Kim Jong-un telah mengkonsolidasikan kekuasaan sejak mengambil alih peran ini dari ayahnya pada tahun 2011. Maka, tanda tanya terbesar tentang siapa yang akan menggantikannya jika ia wafat akan menjadi misteri lain.

Korut diketahui telah diperintah oleh satu keluarga sejak negara ini dibentuk setelah Perang Dunia II. Bisa jadi pemimpin berikutnya akan datang dari dalam dinasti Kim.

Kim telah menyingkirkan sejumlah pejabat senior sejak ia menjabat, termasuk pamannya sendiri. Pada 2017, saudara tirinya, Kim Jong-nam, dibunuh dengan senjata kimia di sebuah bandara di Malaysia. Hilang sudah salah satu pesaingnya yang tersisa untuk mendapatkan kekuasaan dalam garis keturunan.

Meski struktur kepemimpinan patriarkal Korea Utara didominasi oleh pria, anggota keluarga yang paling produktif bisa dibilang adalah adik perempuannya, Kim Yo-jong.

Adiknya ini berperan sebagai utusannya untuk Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan. Ia sekaligus menjadi anggota pertama dari dinasti keluarga yang langsung mengunjungi Seoul.

Kim Yo-jong juga tampak mendampingi sang kakak dalam beberapa agenda internasional, termasuk pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura.

Sementara itu, dua anggota laki-laki lainnya dalam keluarga Kim, Kim Jong-chol dan Kim Han-sol, tidak memiliki dukungan politik yang kuat dalam partai yang berkuasa.

Ada pula kemungkinan bahwa Kim Jong-un memiliki seorang putra. Pada 2017, surat kabar Korea Selatan DongA Ilbo melaporkan bahwa pihak intelijen mengetahui bahwa Kim Jong-un memiliki seorang putra yang lahir pada tahun 2010.

“Adalah angan-angan dunia luar bahwa sistem pemerintahan Korea Utara akan runtuh jika satu lagi pemimpin dari keluarga Kim meninggal,” tutur Cheong Seong-chang, Direktur Pusat Studi Korea Utara di Sejong Institute.

Meski Korea Utara telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, progresnya tampak melambat dalam beberapa bulan terakhir. Sementara itu, tidak jelas bagaimana rezim Korut akan menanggapi hal tersebut jika sesuatu yang serius terjadi pada Kim Jong-un.

“Saya akan terkejut jika kita tidak melihat [penerus] lain berpandangan garis keras yang kurang lebih tetap mempertahankan Korea Utara seperti adanya,” ucap Robert Kelly, seorang profesor di Pusan National University.

“Kita perlu menerima kenyataan bahwa Korea Utara cukup stabil dan akan bersama kita untuk sementara waktu,” tambahnya.

Sumber :

Dipercaya Sebar Corona, BTS 5G Dibakar

Previous article

Hati-hati Pencemaran Limbah Medis

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Health