Info Kopi

Industri Kopi Olahan Diminta Tingkatkan Pemasaran Online

0
pelatihan kerja jogja
Barista asal Kota Semarang, Ismiati, saat menyeduh kopi di kedai kopi tempatnya bekerja, Kelas Kopi Nestcology, Kamis (29/8/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

STARJOGJA.COM, Info – Pelaku industri kecil menengah (IKM) kopi olahan diminta untuk meningkatkan pemasaran online. Jika IKM kopi olahan ini meningkat maka dapat menjadi nilai tambah komoditas kopi Nusantara.

Selain itu, upaya ini juga mendorong tumbuhnya pelaku industri kecil menengah (IKM) sektor kopi olahan serta meningkatnya penyerapan tenaga kerja hingga perekenomian nasional.

“Perkembangan industri kopi olahan di tanah air masih sangat menjanjikan, mengingat potensi bahan baku dan upaya pemerintah untuk lebih mengoptimalkan konsumsi kopi per kapita masyarakat,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan pers yang diunggah di situs Kemenperin, Jumat (24/4/2020).

Baca Juga : Industri Pengolahan Kopi dan Harapan Bahan Baku

Menurutnya, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia. “Pada tahun 2019, produksi biji kopi Indonesia mencapai 729,1 ribu ton, dengan nilai ekspor produk kopi olahan sebesar USD610,89 juta,” jelas Agus.

Sektor IKM memiliki peran dalam memberikan kontribusi devisa yang cukup signifikan tersebut. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1.204 unit usaha IKM kopi olahan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

“Industri olahan kopi juga turut menjadi pemasok bagi munculnya kedai kopi di Indonesia,” imbuhnya.

Sayangnya, beberapa bulan belakangan ini, dampak pandemi virus corona membuat masyarakat mengubah pola aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari.

“Anjuran untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 terus disosialisasikan oleh pemerintah melalui lebih banyak beraktivitas di rumah, bekerja, belajar, serta beribadah dari rumah, physical distancing, sampai pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah,” papar Agus.

Harus diakui, fenomena ini pun memberikan efek besar bagi pelaku IKM di dalam negeri, termasuk IKM kopi olahan yang merasakan anjloknya penjualan hingga 50 persen – 90 persen.

Hal ini dikarenakan pembatasan ruang gerak manusia sehingga kafe, restoran, dan gerai kopi sampai ada yang terpaksa tutup karena sepi pengunjung, serta pengaruh diterapkannya lockdown pada negara-negara tujuan ekspor.

“Turunnya demand global yang mempersulit kegiatan ekspor ke negara tujuan memang menjadi masalah, tetapi tentu menjadi challenge yang harus kita jawab dengan berbagai macam terobosan dan kreativitas,” tutur Menperin.

Di sisi lain, Kemenperin berkomitmen mendukung pengembangan industri kopi melalui pembinaan dengan berbagai program strategis, antara lain melalui penumbuhan wirausaha baru, pengembangan sentra IKM kopi, serta pengembangan produk dan sertifikasi.

“Kami akan terus membina pelaku IKM kopi kita agar bisa lebih berdaya saing,” kata Direktur jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih.

Tidak sampai di situ, Ditjen IKMA menganggarkan program restrukturisasi mesin dan peralatan produksi dengan memberikan potongan harga pembelian baru bagi IKM. “Potongan harga 30 persen untuk mesin dalam negeri, dan 25 persen kalau mesinnya impor,” jelasnya.

Sumber : Bisnis

Studi Amerika : Corona Tidak Bertahan jika Terkena Matahari

Previous article

Perguruan Tinggi Indonesia Masuk 100 Besar Dunia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Info Kopi