Flash InfoLifestyle

Lawan Mie Instan, Pesantren Ini Bagikan Bantuan Pangan Bergizi

0
Bansos
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum menyalurkan bantuan sosial (bansos) provinsi untuk warga Kota Banjar terdampak COVID-19 di Kantor Pos Kota Banjar, Rabu (29/4). (Courtesy: Humas Jabar)

STARJOGJA.COM. BANDUNG – Lawan Mie Instan, Pesantren Ini Bagikan Bantuan Pangan Bergizi. Sebuah pesantren dan organisasi pendamping petani menyalurkan ratusan paket sayuran segar kepada masyarakat di Bandung Raya. Mereka ingin membantu kebutuhan gizi masyarakat di tengah banyaknya makanan instan.

Pesantren Al Ittifaq dan Yayasan Odesa Indonesia membagikan 450-an paket sayuran pada akhir April kepada masyarakat yang membutuhkan di tengah wabah Covid-19. Lawan Mie Instan, Pesantren Ini Bagikan Bantuan Pangan Bergizi.

Pengurus Pesantren Al-Ittifaq, Setia Irawan, mengatakan pihaknya menemukan masih ada warga yang tidak tercukupi gizinya selama pandemi.

“Berapa masyarakat miskin di pinggiran Kota Bandung? Apakah mereka sudah mendapatkan asupan gizi yang bagus dan sebagainya. Ternyata ‘kan tidak,” jelasnya kepada VOA.

BACA JUGA : Terungkap! Inilah Sosok di Balik Kelezatan Rasa Indomie

Al-Ittifaq menghasilkan 5,7 ton sayuran per tahun untuk supermarket modern, rumah makan, dan hotel. Sayuran diproduksi oleh 270 petani dampingan di Kabupaten Bandung dan 16 pesantren lain di Jabar yang masing-masing mendampingi puluhan petani.

Namun Irwan mengatakan, pemerintah lebih suka membeli makanan kemasan dari perusahaan besar, seperti mie instan dan makanan kaleng. Selain tidak bergizi optimal, pembelian tersebut menguntungkan perusahaan-perusahaan besar.

“Kemampuan Indomie itu sampai kapan sih? Generasi kita ke depan mau seperti apa? Terus saja diberi makan Indomie?” ujarnya seraya menegaskan bahan baku mie instan, gandum, tidak ditanam di Indonesia dan harus impor.

Di sisi lain, ujar Irwan, para petani kesulitan menjual produknya. Karena itu pemerintah perlu memberi perhatian lebih.

“Uang berputar bukan hanya di perusahaan perusahaan besar, bukan hanya di konglomerat. Tapi uang berputar di UKM, di petani, dan juga masyarakat kecil,” terangnya.

Ketua Yayasan Odesa, Faiz Mansyur, mengatakan langkah pemerintah merugikan petani dan masyarakat.

“Ini urusan gizi, prinsip. Karena ini bantuan-bantuan pemerintah kan banyak yang makanan kaleng dan pabrikan. Satu, itu tidak menolong petani. Kedua, nggak bener ngajarin rakyat untuk mengakses sumber pangan tidak bergizi,” terangnya kepada VOA.

Perppu Penundaan Pilkada 2020 Resmi Diterbitkan

Previous article

Mutasi Percepat Penyebaran Virus Corona

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info