Kota Jogja

Andong dan Becak Harus Memasang Tirai Pembatas

0
tirai pembatas Becak
Sejumlah pengemudi becak menguji kenyamanan dan kemampuan becak tenaga alternatif kayuh di kawasan Jalan Bhayangkara, Jogja, Jumat (23/11/2018) ( FOTO : JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto )

STARJOGJA.COM, Info – Andong dan becak di Kota Yogyakarta, khususnya di Malioboro wajib mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Andong dan becak harus memasang tirai pembatas antara kusir dan penumpang.

“Selain kusir diwajibkan mengenakan masker, pelindung wajah dan membawa hand sanitizer, andong pun harus dilengkapi dengan tirai pembatas antara kusir dan penumpang. Perintahnya seperti itu,” kata Ketua Paguyuban Kusir Andong Yogyakarta Purwanto di Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, permintaan untuk pemasangan tirai di andong tersebut sudah disampaikan oleh pemerintah daerah pada Kamis pekan lalu dan langsung ditindaklanjuti oleh pemilik andong yang sehari-hari beroperasi di kawasan Malioboro.

Baca Juga : Grab Andong Malioboro Masih Sepi Penumpang

Purwanto mengatakan, pemasangan tirai pembatas tersebut dibiayai secara mandiri oleh masing-masing pemilik andong dengan biaya yang beragam yaitu Rp250.000 untuk pembatas dari bahan akrilik, Rp125.000 untuk pembatas dari mika dan lebih murah lagi apabila menggunakan bahan plastik biasa.

“Belum seluruh andong beroperasi kembali karena kondisinya masih seperti ini. Kami akan memberikan penjelasan secara perlahan-lahan supaya mereka paham dan mematuhi protokol kesehatan yang diwajibkan,” katanya.

Saat ini, lanjut Purwanto, dari 387 andong yang terdaftar beroperasi di Kota Yogyakarta hanya sekitar 10 andong yang sudah mulai beroperasi di Malioboro.

“Jumlah penumpang pun belum banyak,” katanya yang menyebut tidak memberlakukan pembatasan kapasitas andong karena biasanya yang menyewa andong adalah rombongan keluarga yang sehari-hari pasti sudah berkumpul.

Tempat duduk di samping kusir pun dapat ditempati oleh penumpang karena kusir dan penumpang juga sudah sama-sama mengenakan masker.

Hal senada disampaikan Ketua Komunitas Becak Malioboro-A.Yani Jiyono yang mengatakan menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, pelindung wajah dan membawa hand sanitizer.

“Untuk becak, juga harus dilengkapi tirai sebagai pembatas antara pengemudi dan penumpang. Biaya pemasangannya tidak banyak sekitar Rp25.000 karena terbuat dari plastik,” katanya.

Ia menyebut, sudah meminta seluruh pengemudi becak untuk mematuhi aturan protokol kesehatan.

“Saat ini, becak yang beroperasi juga belum banyak. Penumpang pun kadang ada tetapi kadang juga tidak. Tetapi, jika ada perintah untuk menjalankan protokol kesehatan, maka harus didukung supaya kondisi wisata kembali ramai,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto mengatakan, sudah meminta andong dan becak untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Jika pekan depan masih ada yang tidak mematuhi protokol kesehatan di Malioboro, maka akan kami pulangkan. Tidak boleh masuk,” katanya.

Saat ini, jumlah becak dan andong yang beroperasi di Malioboro belum terlalu banyak, baru sekitar lima persen dari total jumlah armada kendaraan tidak bermotor yang biasanya beroperasi di kawasan wisata itu.

“Untuk penumpang, memang idealnya ada pembatasan. Tetapi untuk andong sedikit sulit karena penumpangnya biasanya rombongan keluarga, sedangkan becak idealnya satu penumpang saja,” katanya.

Sumber : Antara

Bayu

Pertama Kalinya Cristiano Ronaldo Kehilangan 2 Final

Previous article

Rumah Makan di Kulonprogo Dibuka, Simulasi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja