FeatureNews

Hati-hati dengan Depresi di Pandemi Covid-19

0
depresi di Covid-19
Depresi (Foondtv)
STARJOGJA.COM, Info – Saat wabah Covid-19 menimbulkan gejala depresi kepada banyak orang. Sehingga perlu adanya langkah untuk mengantisipasinya. dr. Ryu Hasan, Sp.BS Anggota Pengarah Tim Percepatan Partisipasi Masyarakat Penanggulangan Pandemi Covid-19 DIY mengatakan depresi adalah gangguan kimia di otak yang menimbulkan keluhan depresi itu sendiri.
“Keluhan nyeri di kepala, tidak mampuan sekedar membayangkan masa depan, melihat bayangan di cermin melihat orang lain, mendadak lelah sebelumnya belum pernah. Merasa jatuh padahal baru berdiri,” katanya kepada starjogja beberapa waktu lalu.
Ryu Hasan mengatakan setidaknya ada 18 poin tanda-tanda orang depresi. Salah satunya merasakan nyeri di kepala.
“Saya pernah merasakan depresi dan 18 point nya itu muncul,” katanya.
Depresi itu muncul dari neo transmiter yang membuat otak kita bekerja. Ia menjelaskan di otak itu ada bahan kimia otak dan ada hormon lain. Agar tidak depresi hanya menjaga bahan kimia otak itu tetap seimbang.
“Neo transmiter yang banyak kalo in seimbang ya baik baik saja kalau tidak ada seimbangnya. Jatuh cinta saja tidak seimbang. Kekacauan kimia otak yang membuat orang jatuh dalam depresi terutama serotonin salah satu dari neo transmiter kalau di otak diproduksi secara rendah maka ya depresi. Ini seperti sakit biasa dan perlu diatasi,” katanya.
Kondisi di tengah wabah Covid-19 tentu berimbas dengan banyaknya orang mengalami depresi. Menurutnya depresi tidak melihat usia dan gender.
“Semua orang rentan depresi, mulai kecil sampai dewasa bisa terjadi depresi seumur hidup 1 dari 5 orang pernah merasakan depresi. Kalau perempuan sering mengalami depresi dibanding laki-laki, karena hormonal,” katanya.
Menurutnya, sejak padnemi ini banyak orang mengalami depresi tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia. Beberapa mengalami seperti menjauh tidak mau ditemani orang, merasa sendirian, hidup tidak berguna, dunia tanpa saya lebih baik perasaan campur aduk, de javu merasa gila.
“Adanya pandemi Covid-19 ini depresi di berbagai negara naik, di Kanada naik 50%. Depresi dangan perlu diwaspadai karena dia akan asosial. Ini bisa meruntuhkan kecerdsan sosial sehingga kemampuan sosial bisa jatuh,” katanya.
Ryu Hasan mengatakan untuk menanggulangi depresi lebih berat di kalangan masyarakat maka perlu langkah tertentu dari pemerintah. Pertama pemerintah harus melakukan Health Promotion atau promosi kesehatan.
“Tenaga kerja berperan manajemen kesehatan health promotion seperti starjogja yang memberikan health talk bagaimana menghadapi depresi. Langkah kedua, presensi agar depresi tidak banyak, lalu memberikan diagnosa dengan cepat agar kembali ke fungsi sosial,” katanya.

WHO Stop Uji Coba Hidroksiklorokuin untuk Covid-19

Previous article

BTS Catatkan Rekor “World Digital Song Sales” di Billboard

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Feature