Kab SlemanNews

Desa Wisata Puri Mataram Mulai Beroperasi Penuh

0
objek wisata protokol covid-19

STARJOGJA.COM, SLEMAN – Desa Wisata Puri Mataram, Sleman mulai beroperasi penuh mulai Sabtu (11/7/2020). Destinasi wisata ini dibuka kembali oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar dengan penerapan protokol kesehatan.

Ketua BUMDes Tridadi Makmur, Agus Choliq mengatakan Desa Wisata Puri Mataram tersebut mulai dibuka kembali bagi khalayak setelah ditutup sejak pandemi Covid-19. Pembukaan destinasi wisata ini diterapkan sesuai protokol kesehatan. Setiap tamu yang berkunjung diperiksa menggunakan thermogun dan wajib memakai masker.

“Kami menyediakan westafel di beberapa titik untuk fasilitas cuci tangan para pengunjung,” katanya, Sabtu (11/7/2020).

Untuk tahap awal ini, pihaknya membatasi jumlah pengunjung agar bisa menerapkan sosial distancing. Jika pada hari normal destinasi wisata ini dikunjungi sekitar 2.500 orang, maka pada masa new normal hanya menerima sekitar 1.000 orang.

“Luas Puri Mataram 4,5 hektare. Sangat luas untuk pengunjung menjaga jarak. Jika pengunjung banyak, akan ada petugas yang membatasi jumlah kunjungan di setiap wahana,” katanya.

Dari beragam wahana yang memadukan unsur alam dan budaya, kata Choliq, ada satu wahana baru yang ditawarkan. Yakni wahana Taman Bunga Sampah. Bunga-bunga ditaman ini memadukan tanaman bunga Amarilis dengan botol bekas air mineral.

“Saya kira di Indonesia belum ada konsep ini. Kafe kami juga kami sediakan fasilitas untuk bakar-bakar bagi pengunjung. Ini juga konsep baru yang ditawarkan,” katanya.

Selama ditutup, kata Choliq, kerugian potensial selama ini sekitar Rp2 miliar. Selain itu, 80% karyawan juga dirumahkan. Dia berharap dengan new normal ini, karyawan bisa kembali bekerja semua dan tidak selang-seling lagi. Selama pandemi pihaknya mencoba bertahan dengan tetap membuka kafe untuk menutup biaya operasional.

“Waktu libur lebaran tahun 2019, kami bisa mencapai Rp1 miliar tapi libur lebaran kemarin hanya dapat Rp13 juta. Begitu besar dampak Covid bagi pelaku wisata,” kata Choliq.

Sekretaris Desa Tridadi Johan Enry mengatakan dibukanya BUMDes tersebut diharapkan mampu menggerakkan kembali ekonomi masyarakat sekitar. Apalagi hampir semua karyawan di BUMDes merupakan warga Tridadi.

“Selama ini hampir 80 persen karyawan yang di off kan menyebabkan mereka kehilangan mata pencarian. Dengan kembali beroperasi, maka beban Pemdes juga berkurang,” katanya.

Johan mengatakan keberadaan BUMDes tersebut selama ini sangat membantu pendapatan bagi Desa. Sejak beroperasi pada 2018 lalu, omzet BUMDes ini terus meningkat. Rata-rata perbulan omzetnya Rp500 juta. Tahun 2018 BUMDes ini beromzet Rp1,9 miliar dan 2019 lalu sekitar naik Rp 4,5 miliar.

“Naiknya hampir dua kali lipat terus kenaikannya. Kontribusi untuk desa sangat besar, selain PAD juga ikut mengentaskan pengangguran,” kata Johan.

M-Posyandu Mudahkan Ortu Cek Perkembangan Balita

Previous article

Google Batasi Iklan Yang Dipasangkan Dengan Teknologi Ilegal

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kab Sleman