Kab Kulonprogo

Wisatawan Pantai Kulonprogo Waspadai Ubur-ubur Api

0
Ubur-ubur api di Kulonprogo
ubur ubur pantai Jogja (Harianjogja)

STARJOGJA.COM, Info – Pantai di Kulonprogo mulai ramai dengan kemunculan ubur-ubur api dalam beberapa waktu terakhir. Selain sengatan yang menyakitkan, beberapa korban akan mengalami demam dan sesak nafas.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulonprogo, Aris Widiatmoko mengatakan hewan dengan nama latin Physalis, ini kembali bermunculan di sepanjang pantai di Kulonprogo sejak beberapa hari terakhir. Ubur-ubur yang oleh warga sekitar disebut impes itu dilaporkan terlihat di kawasan Pantai Glagah, Kapanewon Temon.

Baca juga: Ratusan Wisatawan Parangtritis Tersengat Ubur-Ubur

“Iya sejak beberapa hari ini mulai bermunculan lagi ubur-ubur api, tapi jumlahnya tidak sebanyak yang muncul pada awal bulan Juli 2020 yang lalu,” kata Aris, Selasa (11/8/2020).

Aris menjelaskan kemunculan ubur-ubur sebenarnya merupakan hal yang lumrah terjadi. Banyak faktor yang melatarbelakangi kemunculan hewan laut ini, salah satunya karena faktor cuaca. Adapun ubur-ubur ini bisa ditemukan di sepanjang pantai pada saat berubahan musim yakni sekitar Juli dan Agustus. “Saat perubahan musim seperti ini memang banyak ditemukan ubur-ubur yang terdampar di pantai, karena suhu air yang dingin,” jelasnya.

Meski merupakan fenomena alam biasa, kehadiran ubur-ubur lanjut Aris tetap harus diwaspadai. Pasalnya sengatan ubur-ubur selain menyakitkan, juga dapat menyebabkan reaksi alergi berat atau syok anafilaktik yang dapat membahayakan tubuh. Ketika seseorang mengalami alergi berat, maka beberapa gejala yang mungkin timbul seperti sulit bernapas, pusing, ruam yang menyebar dengan cepat, mual, denyut jantung meningkat, kejang otot dan penurunan kesadaran.

Apabila seseorang mengalami hal tersebut ia harus segera dibawa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Bila mengalami kesulitan bernapas, segera berikan napas buatan atau melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) sebagai pertolongan pertama hingga pertolongan medis tiba.

Sebagai pertolongan awal, segera jauhkan bagian tubuh dari air asin atau air laut agar rasa sakit tidak semakin parah. Kemudian basuh area yang terkena sengatan dengan air cuka (asam asetat) untuk menonaktifkan nematosit dan menghentikan aliran racun.

Lepaskan tentakel yang menempel di kulit secara perlahan sambil terus membasuh area sengatan dengan air cuka. Gunakan sarung tangan, plastik, atau pinset agar Anda tidak ikut terkena racun dari ubur-ubur.

Rendam bagian tubuh yang disengat ubur-ubur ke dalam air dengan suhu 45 derajat Celcius selama 40 menit.

“Jangan sesekali menggaruk lokasi sengatan karena hal ini justru akan melepaskan lebih banyak racun ke dalam tubuh,” ujar Aris.

Aris mengatakan hingga saat ini memang belum ada laporan pengunjung yang menjadi korban sengatan ubur-ubur. Namun demikian wisatawan tetap harus waspada. Adapun, sebagai langkah antisipasi, pihaknya rutin melakukan pemantauan di lokasi yang banyak ditemukan ubur-ubur terdampar dan memasang papan peringatan untuk mewaspadai keberadaan hewan laut tersebut.

“Kami juga mengubur ubur-ubur yang terdampar tapi karena terkendala luasnya area yang dipantau, jadi di titik yg ada pengunjung baru kami lakukan penguburan atau di pendam supaya tidak terinjak dan jadi mainan anak-anak,” ucapnya.

Anggota SRI Wilayah V Kulonprogo, Marsudi mengatakan, ubur-ubur api selain banyak ditemukan di Glagah, juga muncul di kawasan Pantai Trisik, Kapanewon Galur. Namun sampai saat ini belum ada laporan wisatawan yang menjadi korban sengatan hewan laut itu.

“Belum ada laporan, tapi tetap kami imbau kepada wisatawan untuk selalu waspada, jika menemukan ubur-ubur jangan didekati atau malah dibuat mainan, tinggalkan saja demi keselamatan bersama,” ucapnya.

 

Sumber : Harianjogja

Bayu

Sultan Tidak Melarang Tirakatan tapi Patuhi Protokol Kesehatan

Previous article

Antonio Banderas Positif Terinfeksi Covid-19

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *